Makassar – Tiran Group, perusahaan raksasa milik Andi Amran Sulaiman (AAS) kembali membuat milestone. Group perusahaan yang kini dinahkodai Dr. HM Sattar Taba, SE, MIP yang membawahi 38 perusahaan ini menandatangani bersama kontrak jual beli listrik dengan PLN dan kontrak pembangunan smelter nikel.
Penandatanganan dilakukan, Jumat, 2 Juli 2021, di AAS Building, gedung yang kini terlihat mentereng terdiri dari 13 lantai dan berdiri megah di Jalan Urip Sumoharjo berawal dari “gubuk reyot” berukuran 2×3 meter di kaki gunung Bakunge Kabupaten Bone. Jangan lupa di Rooftop AAS Building ini sudah tersedia helipad.
Modal kepercayaan dan kerja keras adalah landasan filosofi perusahaan ini berdiri, sejak awal Tiran Grup sudah konsentrasi pada pengembangan bisnis dan proyek dengan pola sedekah.
“Kami menilai bahwa pekerjaan itu untuk kerja-kerja kemanusiaan sehingga hasilnya jangan dinikmati oleh segelintir saja, tapi semakin banyak yang menikmati akan semakin berkah. Etos kerja yang di landasi dengan kejujuran, serta menjadikan kerja sebagai ibadah merupakan motivasi bagi seluruh karyawan Tiran Group”, ujar Dirut Tiran Group HM. Sattar Taba.
Menurut Sattar, inilah yang membuat Tiran Group berhasil dan tegak menegakkan panji ekonomi secara mandiri.
Dalam rangka menyemarakkan kegiatan penandatanganan kontrak tersebut, Tiran Group juga melakukan doa khusus yang diarahkan oleh Dirut Tiran Group dan mengikuti kebiasaan tokoh besar yang selalu bertasbih ini.
Sebagaimana diketahui, kehadiran sosok Sattar Taba yang bertangan dingin dan berpengalaman dalam memimpin perusahaan akan menambah holding company ini menjadi lebih besar lagi.
Sattar Taba tentu sudah tidak asing lagi di dunia korporasi, beliau beberapa kali mendapat penghargaan sebagai CEO terbaik saat memimpin BUMN dan Persero. Selain dikenal hebat dalam berbisnis, beliau juga seorang organisatoris dan berjaya membawa nama KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan) secara nasional dan internasional.
Baca Juga
Sattar Taba mengemukakan bahwa amanah ini adalah kunci untuk menggapai puncak dari kerja-kerja kemanusiaan, sehingga tentu mengawali pekerjaan ini Tiran Group akan mulai dengan do’a akbar bersama owner, para komisaris, direksi dan karyawan Tiran Grup agar kelak perusahaan ini senantiasa dalam lindunganNya dan akan menjadi contoh yang baik bagi proses penciptaan suasana kerja yang di ridhoi Allah SWT.
Selain Sattar Taba, terdapat beberapa nama orang hebat yang ikut mengisi jajaran direksi untuk melengkapi manajemen perusahaan Tiran Grup, diantaranya; Justan Riduan Siahaan Ak, M.Acc. selaku Direktur Keuangan, beliau irjen kementerian pertanian tahun 2015 – 2020 setelah selama 6 tahun eselon 2 di BPKP. Mayjen TNI (Purn) H. Iskandar MS, SE, M.Si sebagai Direktur Operasional mantan PANGDAM II Sriwijaya. Ir. Moch Safri Sabit, M.Si dengan pengalaman memimpin perbankan sebagai direktur pemasaran, dan target omset Tiran Grup di di tahun 2021 akan mencapai 5,5 Triliun.
Kini bertambah lagi Mansur sebagai staf ahli Dirut. “Beliau adalah mantan direktur Bulog. Merekalah yang akan menjadi penggerak mesin Tiran Grup yang akan bergerak ke masa depan menjemput niat besar seorang Andi Amran Sulaiman, pemuda desa yang bermimpi untuk cita-cita besar kejayaan investasi dan Indonesia mandiri”, jelas HM Sattar Taba.
Tiran Grup akan melakukan investasi besar-besaran dalam suatu Kawasan Industri berbasis smelter nikel. Sebagai tahap pertama, perusahaan rising star yang sedang tumbuh pesat di wilayah timur Indonesia ini akan menandatangani kontrak pembangunan satu dari empat line smelter senilai Rp4,9 triliun antara PT Andi Nurhadi Mandiri (ANDM) dengan Tonghua Jianxin Technology Co. Ltd.
Dalam acara ini, dilakukan penandatanganan pembangunan satu line smelter senilai Rp1,8 triliun. Di dalamnya termasuk investasi untuk pembangunan sarana dan prasarana pendukung seperti water treatment, perkantoran dan pemondokan, gardu induk, serta fasilitas pendukung lainnya. Empat line smelter tersebut akan menduduki lahan sekitar 50 Ha.
Masa depan smelter tersebut sangat cerah. Bijih nikel (ore) untuk smelter tersebut didukung oleh perusahaan tambang sendiri. Perusahaan tambang yang berjarak sekitar 30 km dari lokasi smelter ini sudah beroperasi sejak lima tahun lalu dan diperkirakan bisa beroperasi selama 40 tahun dengan cadangan yang cukup untuk kebutuhan empat line smelter tersebut. Saat ini, operasi persiapan dan operasi tambang telah terdukung oleh peralatan berat dan dump truck sebanyak 208 unit dan akan ditambahkan dalam waktu segera menjadi 500 unit.
Smelter nikel tersebut akan dibangun dalam suatu Kawasan Industri seluas 5.199 Ha yang juga akan dikelola oleh perusahaan di bawah kendali Tiran Grup. Nantinya, PT Tiran Mineral, sebagai pengelola kawasan, akan mengundang para investor smelter nikel.
Potensi investor smelter yang akan datang tentu besar dengan kawasan yang cukup luas tersebut. Saat ini seorang pengusaha besar di negeri ini sudah menyatakan niat nyata untuk membangun smelter nikel sebanyak 8 line.
Dukungan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pemasok tenaga listrik, juga nyata dan diabadikan dalam penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) antara PT Tiran Mineral dengan PT PLN. PT PLN akan membangun transmisi untuk pasokan listrik sebesar 50 MW ke PT Tiran Mineral dengan biaya sambungan sekitar Rp26 miliar. Untuk sambungan ini PT PLN akan harus melakukan investasi sebesar Rp798 miliar.
Bahkan PT PLN, menurut hitungan kami, sudah merencanakan...