InternasionalMetro KendariNews

Tragedi Santa Cruz, Sejarah Kekejaman 12 November 1991 di Timor Leste

×

Tragedi Santa Cruz, Sejarah Kekejaman 12 November 1991 di Timor Leste

Sebarkan artikel ini
Tragedi Santa Cruz
Reka ulang pembantaian Santa Cruz, November 1998. (foto. Mark Rhomberg/ETAN-Wikipedia)

Presiden Clinton memutus kerja sama militer dengan Indonesia pada tahun 1999. Tahun 2005, AS melanjutkan kembali program pelatihan dan kerja sama militer dengan Indonesia. Tahun 2012, Presiden Obama menambah anggaran bantuan militer ke Indonesia menjadi US$1,56 miliar dan menyetujui program pelatihan langsung pasukan khusus Indonesia oleh militer AS.

Banyak rakyat Portugal yang menyesali keputusan pemerintah mereka yang praktis telah meninggalkan bekas koloni mereka pada 1975. Mereka terharu oleh siaran yang melukiskan orang-orang yang berseru-seru dan berdoa dalam bahasa Portugis.

Demikian pula, banyak orang Australia yang merasa malu karena dukungan pemerintah mereka terhadap rezim Soeharto yang menindas di Indonesia, dan apa yang mereka lihat sebagai pengkhianatan bagi bangsa Timor Timur yang pernah berjuang bersama pasukan Australia melawan Jepang pada Perang Dunia II.

Pembantaian ini memaksa pemerintah Portugal untuk menggencarkan diplomasinya. Portugal mendorong negara-negara Uni Eropa untuk menekan Indonesia, tetapi gagal. Britania Raya, misalnya, memiliki hubungan ekonomi erat dengan Indonesia yang melibatkan penjualan senjata.

Masyarakat Australia mengkritik pemerintahnya yang mengakui kedaulatan Indonesia atas Timor Timur. Pemerintah Australia saat itu sudah mempererat kerja sama dengan militer Indonesia.

Pada 1999, Australia sementara memutus hubungan militer akibat kekerasan yang terjadi usai referendum kemerdekaan tahun itu. Menteri Luar Negeri Australia, Gareth Evans, menyebut peristiwa ini “anomali, bukan bagian kebijakan pemerintah Indonesia.

Kejadian ini kini diperingati sebagai Hari Pemuda oleh negara Timor Leste yang merdeka. Tragedi 12 November ini dikenang oleh bangsa Timor Leste sebagai salah satu hari yang paling berdarah dalam sejarah mereka, yang memberikan perhatian internasional bagi perjuangan mereka untuk merebut kemerdekaan.

Sumber artikel.WIKIPEDIA

error: Dilarang Keras Copy Paste!