Opini

TikTok “Bodo Amat” dan Komunikasi Publik Para Pesohor

×

TikTok “Bodo Amat” dan Komunikasi Publik Para Pesohor

Sebarkan artikel ini
TikTok Istri Gubernur Sultra
Andy Syahrir

Pesannya jelas. Pertama, kita harus tetap bahagia. Kedua, gunakan saluran komunikasi era “Homo Kreator” agar dijangkau banyak orang. Kesampingkan Golden Rule yang selama ini membelenggu mindset –agar pesan dapat diterima.

Apa yang dilakukan Ibu Agista adalah adaptasi komunikasi publiknya terhadap peradaban. Jika istri Ganjar dan Hanif mengenakan kebaya yang sopan ketika berjoget, Ibu Agista mengenakan busana formil yang tak kalah sopannya.

Jika Ganjar dan Hanif bersama istri mereka masing-masing memberikan pesan bahwa Hari Buruh tidak harus selalu tegang-tegangan, Ibu Agista memberi pesan bahwa diomongin orang, dihina orang, dimunafikin orang, cuekin saja.

Mark Manson dalam buku larisnya berjudul “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat” mengatakan, memedulikan terlalu banyak hal akan berakibat buruk untuk kesehatan mental. So, bodo amat.

Ibu Agista menggunakan panggung TikTok untuk menyapa publik. Panggung tanpa batas waktu dan tanpa sekat ruang. Menjangkau banyak orang. Menjangkau kita semua, masyarakat Sultra.

Pesan yang jelas bahwa dirinya adalah bagian yang tetap beradaptasi dengan perubahan peradaban. Pesan berikutnya, ketimbang balik marah-marah, mencak-mencak merespon setiap persoalan hidup, bukankah lebih baik kita TikTok sembari bernyanyi, “bodo amat”?*

Penulis. Andy Syahrir

error: Dilarang Keras Copy Paste!