Lebih lanjut, Hasmudin mengaku, dokter yang menangani pasien seyogyanya masuk mengecek pasien pada Kamis. Namun bertepatan kunjungan tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan ia turut mendampingi.
“Jadi dia (dokter yang menangani pasien), seharian menemani tim, sehingga tidak sempat ke ruang pasien,” katanya.
Keesokan harinya, dokter baru kemudian menemui pasien dan keluarganya. Di situ, dokter menjelaskan semua tentang penyakit pasien, kondisi pasien, dan tindakan penanganan. Bahkan, sebut Hasmuddin dokternya sudah konsultasi di bagian anastesi untuk menangani nyeri yang dialami pasien.
Memang dalam penanganan pasien ini, tidak ada tindakan spesifik seperti operasi. Sebab penanganannya hanya sebatas pengobatan.
“Kita sudah sesuai SOP, instruksi dari dokternya, obatnya apa, jam berapa diberikan, apa semua sudah dilakukan,” jelasnya.
Baca Juga
Hanya tambah dia, waktu kejadian pasien meninggal dunia pukul 08.00 Wita, Senin (7/10/2024) kemarin, pihak dokter belum sempat melihat pasiennya, dan sehari sebelumnya, tepatnya hari Minggu itu memang dokternya istirahat.
Terlepas dari protes dari pihak keluarga, ia cukup memaklumi kondisi psikologis keluarga pasien.
“Kami, pihak rumah sakit mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya pasien. Yang jelas, sesuai laporan yang saya terima, pelayanannya sudah sesuai,” tukasnya.
Reporter. Wayan Sukanta