Ekonomi

Perempuan Rembang: Melangkah Menuju Perikanan Berkelanjutan di Jawa Tengah

×

Perempuan Rembang: Melangkah Menuju Perikanan Berkelanjutan di Jawa Tengah

Sebarkan artikel ini

Memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, mereka juga menginisiasi berbagai kegiatan seperti bersih-bersih desa secara berkala, membuka usaha kecil-kecilan baru, membangun tempat pembuangan sampah sederhana dengan menggunakan bambu dan terpal yang tersedia, dan yang terpenting, meningkatkan kesadaran akan pentingnya rajungan dan habitatnya yang sehat serta penggunaan alat tangkap yang berkelanjutan.

Ibu Asih, salah satu local champions perempuan nelayan rajungan, memperbaiki jaring yang digunakan untuk menangkap ikan Foto: Adam Putra/CTC

Sangatlah penting untuk mengapresiasi bagaimana para pelatih perempuan ini secara efektif mengkomunikasikan pesan-pesan penting tentang praktik penangkapan rajungan sekaligus meningkatkan penghidupan mereka. Kisah sukses tersebut akan menjadi pembelajaran bagi perempuan nelayan rajungan di daerah lain dan masyarakat pesisir pada umumnya.

Kerangka Ekonomi Biru Indonesia mengutip UN Women yang mengatakan bahwa 37%, berbeda dengan 10% data yang dikumpulkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dari 12,2 juta orang yang bekerja di sektor ekonomi biru di Indonesia adalah perempuan. Terlepas dari perbedaan data yang ada, peran perempuan di sektor ini sangatlah penting karena sebagian besar sector perikanan rajungan masih merupakan usaha skala kecil. Oleh karena itu, peran mereka dalam pertumbuhan sektor ekonomi biru Indonesia di masa depan yang juga akan bermanfaat bagi komunitas nelayan.

Meskipun program pelatihan CTC telah selesai tahun lalu, pembelajaran dan inspirasi untuk menjadi panutan tetap terpatri kuat di antara para pelatih perempuan ini. Mereka telah mendapat kesempatan untuk menginspirasi perempuan lain saat memberi pelatihan ke perempuan di lima desa lain dengan membawakan materi business model canvas (BMC) dan ekologi rajungan. Para pelatih perempuan tersebut mengungkapkan harapan yang sama: Mereka merasa masih banyak pengetahuan dan keterampilan baru yang ingin mereka pelajari, seperti metode perikanan rajungan berkelanjutan dengan menggunakan apartemen kepiting. Mereka juga mendesak penegakan hukum oleh pihak berwenang untuk mengatasi masalah limbah dan penggunaan alat penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan untuk mencapai perikanan rajungan berkelanjutan di kabupaten tersebut.

Pengalaman CTC selama dua tahun melaksanakan program peningkatan kapasitas bagi perempuan yang terlibat di perikanan rajungan di Kabupaten Rembang, membuktikan bahwa saat dibekali dengan pengetahuan dan pelatihan, mereka dapat menjadi agen perubahan. Memperkuat peran perempuan dan mendorong kesetaraan gender dalam perikanan rajungan selaras dengan arah kebijakan Indonesia untuk mencapai ekonomi biru di Indonesia. P

Proses pengupasan yang dilakukan oleh perempuan nelayan rajungan di Rembang, Jawa Tengah Foto: Adam Putra/CTC

Dr. Hesti Widodo, Manager Program Senior CTC mengatakan, “Perempuan nelayan merupakan kontributor penting dalam rantai pasokan perikanan, yang terlibat dalam setiap tahap mulai dari penangkapan ikan hingga pemrosesan produk pascapanen. Sangatlah mendasar untuk mengenali dan mengatasi hambatan yang menghalangi perempuan nelayan untuk menyuarakan ide dan mengambil keputusan mengenai pengelolaan sumber daya laut seperti rajungan. Sangat penting untuk memberdayakan kelompok ini secara proaktif sejak awal implementasi program, dengan menggunakan strategi yang secara aktif mendorong partisipasi mereka dan memfasilitasi pertukaran pengetahuan, yang pada akhirnya memastikan bahwa pengambilan keputusan bersifat inklusif”.

Rajungan menempati urutan ketiga produk perikanan ekspor terpenting setelah tuna dan udang di Indonesia, memberikan kontribusi $308,827,461 (USD) terhadap PDB nasional, dan menyerap sekitar 90,000 nelayan dan 185,000 pengupas rajungan. Rajungan tangkap dan budi daya perairan rajungan juga merupakan satu dari delapan sektor prioritas dalam Kerangka Pembangunan Ekonomi Biru Indonesia 2023-2045 dimana perhatian khusus diberikan pada peran perempuan dalam ekonomi biru.

error: Dilarang Keras Copy Paste!