Partisipasi Politik Gender dan Kebangkitan Demokrasi di Indonesia; Menelisik Existensi Perempuan di DPRD Buton Tengah
Kemudian para perempuan membentuk satu Gerakan yang diberi nama Suara Ibu Peduli (SIP) ini jelas tidak didukung atau dimanipulasi militer. Namun mereka menggunakan strategi ironi : paham “IBU” yang sentral pada konstruksi social keperempuanan Orde Baru justru dibalikkan untuk melakukan protes terhadap pemerintah. Ternyata “POLITIK SUSU” yang mereka lancarkan mempunyai dampak menggemparkan aparat dan media massa, yang memberitakan aksi “IBU-IBU” ini hingga keberbagai pelosok mancanegara.
Suara Ibu Peduli (SIP) menjadi satu keniscayaan pada hari itu yang menyiarkan kepada dunia berbagai hal mendasar kekacauan ekonomi, kebobrokan politik, ketidakadilan yang membuat Indonesia terpuruk, sungguh menakjubkan. Ditengah kepengapan manipulasi politik selama tiga dekade lebih, Gerakan moral Suara Ibu Peduli membawa udara segar yang mengundang simpati yang dalam dan luas.
Selain itu, Suara Ibu Peduli juga memberikan kesempatan menempatkan Gerakan perempuan kembali ke relnya dan masuk ke dalam politik arus utama. Dan memang akhirnya sebagaian perempuan yang terlibat Suara Ibu Peduli menjadi lebih politis, Ketika Lembaga itu bercabang dan berkembang menjadi Koalisi Perempuan untuk Keadilan dan Demokrasi.


Tinggalkan Balasan