“Para ahli kelautan menemukan bahwa mereka berhadapan dengan dua blok besar struktur yang tampaknya buatan manusia. Kota-kota sebesar ini tidak diketahui dalam catatan arkeologi hingga sekitar 4.500 tahun yang lalu, ketika kota-kota besar pertama mulai muncul di Mesopotamia,” ujarnya.
“Tidak ada hal lain yang diketahui sebesar kota bawah laut Cambay. Kota-kota pertama pada periode sejarah tersebut berada sangat jauh dari kota-kota ini seperti jarak kita saat ini dari piramida Mesir,” tambah Hancock.
Hal ini, tegasnya, dapat menyebabkan gangguan besar pada alur waktu sejarah saat ini. Menurutnya, ada masalah kronologis yang besar dalam penemuan ini. “Artinya, keseluruhan model asal-usul peradaban yang selama ini digunakan para arkeolog harus dibuat ulang dari awal,” sebutnya.
Penelitian Lebih Lanjut
Baca Juga
Meskipun demikian, arkeolog Justin Morris dari British Museum mengatakan masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan sebelum situs tersebut dapat secara kategoris diklasifikasikan sebagai milik komunitas berusia 9.000 tahun.
“Secara budaya, di bagian dunia itu tidak ada peradaban sebelum sekitar 2.500 SM. Apa yang terjadi sebelum itu sebagian besar terdiri dari pemukiman desa kecil,” katanya.
Morris juga menunjukkan bahwa proses penanggalan karbon C14 yang digunakan untuk menentukan usia banyak artefak di situs tersebut bukannya tanpa kelemahan. Namun, 23 tahun setelah penemuan itu dilakukan, kesimpulan pasti belum tercapai. Hal ini terjadi sebagian karena penjelajahan situs tersebut sangat sulit karena lokasinya di perairan yang sangat berbahaya, dengan arus dan pasang surut yang kuat.
Namun, Joshi dan lainnya bersikeras bahwa kebenaran harus ditegakkan. “Kita harus mencari tahu apa yang terjadi saat itu. Di mana dan bagaimana peradaban ini lenyap,” tekadnya.