Kabar DaerahKonawe UtaraMetro KendariNewsTambang

Dishut Sultra Sebut PT Tristaco Mineral Makmur Belum Kantongi IPPKH

×

Dishut Sultra Sebut PT Tristaco Mineral Makmur Belum Kantongi IPPKH

Sebarkan artikel ini
PT Tristaco Mineral Makmur
PT Tristaco Mineral Makmur

METROKENDARI.ID – Dinas Kehutanan (Dishut) Sulawesi Tenggara (Sultra) membenarkan bahwa PT Tristaco Mineral Makmur (TMM) belum mengantongi Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) maupun Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH).

“Dari list IPPKH yang dikirim ke kami, perusahaan dimaksud (PT Tristaco Mineral Makmur) belum memiliki persetujuan penggunaan kawasan hutan,” kata Kepala Bidang Pemanfaatan Hutan, Dishut Sultra, Beni Raharjo, saat dikonfirmasi, Rabu (8/2/2023).

Menurut Beni, pada Juni 2021 lalu sudah masuk daftar kegiatan usaha yang telah terbangun di dalam kawasan hutan yang tidak memiliki perizinan.

“Tahapannya setelah entitas dimaksud diberikan sanksi maka dapat melanjutkan PPKH,” katanya.

Beni Raharjo menegaskan perusahaan yang melakukan aktivitas penambangan tanpa mengantongi IPPKH merupakan aktivitas ilegal. “Yang beraktivitas dalam kawasan hutan tanpa izin adalah illegal,” tegasnya.

Terkait dugaan PT TMM belum mengantongi IPPKH disuarakan lembaga Law Mining Center (LMC). Bahkan LMC telah mengadukan pihak perusahaan ke Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia pada Selasa (7/2/2023).

Baca Juga : Polda Sultra Kembali Tindak Aktivitas Tambang Ilegal di Blok Mandiodo Konut

Direktur LMC, Julianto Jaya Perdana, mengatakan, pihaknya mengadukan PT TMM atas dugaan perambahan kawasan hutan tanpa izin di Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara (Konut).

Menurut Julianto, PT TMM diduga sudah sejak lama melakukan melakukan perambahan hutan di sana untuk kegiatan pertambangan.

“Kami adukan PT TMM terkait dugaan aktivitas pertambangan di wilayah kawasan hutan tanpa izin. Aktivitas itu diduga sudah berlangsung sejak 2013,” ungkap Julianto.

Julianto mengungkapkan, berdasarkan hasil penelusuran pihaknya, perusahaan tersebut diduga sudah melakukan aktivitas pertambangan di lahan seluas 42,90 hektar dengan jenis hutan produksi terbatas (HPT).

error: Dilarang Keras Copy Paste!