Konawe Kepulauan – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan gas Elpiji 3 Kg di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Sulawesi Tenggara (Sultra), melambung tinggi.
Berdasarkan penelusuran metrokendari.com, harga Pertalite yang dijual warga dalam bentuk eceran, mencapai Rp 13 ribu. Begitu juga gas Elpiji 3 Kg mencapai Rp 40 ribu-Rp 50 ribu.
Kondisi harga ini terjadi di beberapa pelosok desa yang ada di Kabupaten Konkep. Seperti di wilayah Kecamatan Wawonii Tenggara dan Wawonii Selatan.
Salah seorang warga yang dijumpai awak media ini di Desa Bobolio, Wadu mengatakan, ia bersama warga lainnya sudah beberapa pekan terakhir kesulitan mendapatkan Pertalite dan Gas Elpiji.
“Kalau bensin itu kita bisa dapatkan di bagian Tanjung. Itu pun harganya mulai Rp12 ribu per botol. Sedangkan gas yang 3 Kg susah didapatkan, itupun kalau ada harganya sudah sampai Rp 50 ribu,” ungkapnya saat ditemui pada Rabu, (24/8/2022).
Melambungnya harga Pertalite dan gas Elpiji 3 Kg di wilayah tersebut akibat kurangnya pasokan BBM. Penyebab lainnya, kondisi akses jalan juga jadi pemicu terjadinya kenaikan harga.
“Sudah ada mi lebih dua minggu kami susah dapat gas sama bensin Pertalite. Katanya yang saya dengar, truk yang bawa BBM tidak bisa tembus ke Roko-roko karena jalannya rusak parah,” kata Wadu.
Akibat kondisi tersebut, warga terpaksa memasak kembali menggunakan kayu bakar. Terlebih lagi, warga juga harus mengirit penggunaan bahan bakar karena sulitnya mendapatkan Pertalite.
“Jadi kita sabar-sabar saja dulu mau diapa pak, kita tidak bisa berbuat banyak. Tapi ita harap kalau bisa Pemerintah bisa ada perhatiannya mengatasi masalah ini, kasihan kami masyarakat biasa,” harapnya.
Baca Juga
Kondisi Jalan Rusak Parah
Seperti dalam pantauan awak media saat melakukan penelusuran di beberapa Kecamatan di Konkep. Kondisi jalan sangat memperihatinkan dan rusak parah penuh dengan kubangan lumpur dalam.
Kondisi jalan ini sulit untuk dilalui oleh kendaraan roda dua biasa jenis matic maupun roda empat biasa. Kerusakan jalan berlumpur ini terparah berada di Bobolio puncak yang berada di dekat hutan perkebunan warga yang sepi.
Kerusakan jalan yang ada di wilayah ini tidak hanya ada pada satu lokasi saja, namun terdapat beberapa titik lagi yang rusak parah penuh kubangan berlumpur dan rawan untuk dilalui.
Kondisi ini memungkinkan sebagai penyebab BBM dan gas Elpiji bersubsidi tidak dapat dipasok ke wilayah Desa Roko-roko karena sulit ditembus truk transportir.
Tidak hanya disitu saja, salah satu jalur alternatif di bagian wilayah Wawonii Timur juga sulit dilalui kendaraan berat lainnya. Pasalnya, terdapat salah satu jembatan darurat yang hanya menggunakan batang kelapa mebentang di jalur tersebut.
Jembatan ini sangat rawan untuk dilalui kendaraan besar, sebab hanya terbentang beberapa batang kelapa yang sudah lapuk serta di bawahnya terdapat aliran sungai muara yang cukup dalam.
Tanggapan Kadis PU Konkep...