News

Rekapitulasi Suara KPU Makassar Alot, PDIP Protes Ada Surat Suara Tak Bertuan

×

Rekapitulasi Suara KPU Makassar Alot, PDIP Protes Ada Surat Suara Tak Bertuan

Sebarkan artikel ini
KPU Makassar
Rekapitulasi Suara KPU Makassar Alot, PDIP Protes Ada Surat Suara Tak Bertuan

METROKENDARI.COM Rekapitulasi suara tingkat kota di KPU Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) berlangsung alot.

Rapat pleno diwarnai protes dari saksi PDIP lantaran menemukan suara yang tidak bertuan di tempat pemungutan suara (TPS).

Protes tersebut terjadi saat rekapitulasi suara untuk Kecamatan Biringkanaya berlangsung pada rapat pleno di Hotel Claro Makassar, Selasa (5/3). Ada sejumlah perbedaan data yang membuat saksi dari PDIP melayangkan protes.

“Pertama perbedaan jumlah daftar pemilih tetap di setiap jenjang pemilihan. Kedua, perbedaan tingkat provinsi jumlah pengguna hak pilih dengan hasil jumlah total surat suara yang digunakan yang sah dan tidak sah itu berbeda,” ujar saksi dari PDIP Ari kepada wartawan di sela pleno.

Ari menyebut pihaknya menemukan 98 surat suara yang tidak bertuan di Kecamatan Biringkanaya. Dia pun memastikan akan terus melakukan protes di rekapitulasi ini jika pertambahan surat suara itu tidak jelas asal muasalnya.

“Ada 98 kertas suara yang tidak ada orangnya. Itu yang sementara kita kritisi dan sementara dicari apa masalahnya. Itu poin pentingnya kecamatan Biringkanaya,” jelasnya.

Sementara dalam proses rekapitulasi ini, dia juga menemukan masalah baru. Dia mendapati 2 TPS dengan jumlah DPK yang mencapai 600 lebih.

“Setelah berjalan forum ini ada lagi masalah-masalah lain yang ditemukan terkait 2 TPS yang PSU di kelurahan Berua dengan Kelurahan Pai. Ada penambahan daftar pemilih khusus 664 pemilih di 2 TPS ini,” katanya.

“Ini kan tidak masuk akal kalau dalam satu TPS ada penambahan 100-300 kalau kita bagi dua, 600 lebih itu berarti 300-300 di dua TPS. Ini kan tidak masuk akal. Ada DPK yang datang memilih 300 orang dalam satu TPS,” tambahnya.

Pihaknya bersama saksi lainnya mengaku akan teliti untuk mencocokkan data yang mereka pegang. Jika perlu, kata dia, dilakukan pembukaan kotak suara.

“Kalau bahasanya selalu ini salah input berarti tidak ada dokumen valid yang diperlihatkan, itu juga kita tidak bisa diterima. Itu tadi kita minta untuk dibuka isinya,” katanya.

Dia mengaku bakal menelusuri letak kekeliruan semua data-data ini. Termasuk perolehan suara masing-masing parpol akan disesuaikan jika ditemukan kesalahan.

“Itu belum kita lihat (suara bertambah) karena harus disinkronkan dulu dimana kelirunya ini angka baru bisa ditahu bahwa kalau ada selisih baru dicari di setiap partai politik,” ujarnya.

error: Dilarang Keras Copy Paste!