OPINI – Seorang bocah di Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Korban ditemukan sudah tidak bernyawa di dalam kamarnya, Rabu (22/11).
Aksi nekad bocah SD itu diduga dipicu karena dilarang bermain HP. Kasatreskrim Polres Pekalongan, AKP Isnovim membenarkan adanya kejadian tersebut. Isnovim mengatakan pihaknya telah menerima adanya laporan tersebut, pada Rabu sore kemarin (22/11).
“Ya, kejadiannya kemarin sore, kita mendapatkan laporan sekitar pukul 16.00 WIB ,” katanya saat dikonfirmasi. (DetikJateng,23/11/2023).
Kasus ini harus menjadi perhatian mengingat usia anak yang masih belia memutuskan bunuh diri, apalagi bunuh diri hari ini sudah menjadi fenomena di tengah masyarakat. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan di antaranya apa yang menjadi penyebab bunuh diri, sumber anak mengetahui cara bunuh diri dan juga kondisi mental anak.
Pembentukan generasi yang kuat dan tangguh tentu menjadi tanggung jawab banyak pihak, diantaranya keluarga, masyarakat dan negara. Hanya saja dalam sistem sekuler kapitalis telah mengeliminasi peran dari ke tiga pihak tersebut.
Baca Juga
Saat ini banyak keluarga yang mengawali berumah tangga tidak di sertai kesiapan menjadi orang tua, alhasil ketika memiliki anak tidak ada gambaran yang jelas karakter anak yang akan di bentuk dan bagaimana Upaya mewujudkan nya.
Tren orang tua bekerja termasuk ibu sudah menggejala ditengah masyarakat, pasalnya keluarga di pandang ideal ketika bisa memenuhi gaya hidup konsumtif ala kapitalisme. Alhasil pendidikan anak yang seharusnya mampu membentuk kepribadian mulia di rumah tidak sejalan sebagaimana mestinya.
Di sisi lain masyarakat yang terbentuk hari ini adalah masyarakat sekuler kapitalis. Masyarakat sekuler kapitalis identik dengan individualisnya, mereka cenderung membiarkan kebiasaan -kebiasaan buruk yang di lakukan oleh anak saat ini, seperti bermain HP sehingga mengakses konten – konten yang tidak mengedukasi atau merusak.
Anak pun tumbuh menjadi individu yang liberal dan materialis. Peran terbesar yang mempengaruhi trend bunuh diri pada anak adalah negara. Sebab negara adalah pihak yang mengatur jalannya sistem pendidikan dan mengatur media yang di akses masyarakatnya. Kurikulum pendidikan sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan sungguh telah menjauhkan generasi dari pemahaman terhadap aturan Allah SWT.
Adapun media sangat berperan dalam mempengaruhi dan mendorong seorang anak melakukan tindakan bunuh diri. Dalam beberapa kasus ada beberapa anak melihat cara bunuh diri di internet. Hal ini menunjukkan gagalnya negara dalam melakukan kontrol dan pengawasan media dalam menyebarkan informasi dan tontonan. Tentu ini sangat berperan dalam pembentukan kesehatan mental anak.
Islam sejatinya memberikan perhatian besar pada generasi. Negara...