METROKENDARI.ID – Seorang turis asal Jepang tewas terjatuh saat bermain Flying Fish di Tanjung Benoa. Begini kronologinya.
Adalah Kikuchi Satoshi, turis Jepang (60) yang bermain Flying Fish di Tanjung Benoa. Satoshi bermain bersama putranya, Kikushi Haruki dan ditemani seorang pemandu.
Wayan Simpen, salah satu pemandu PT Bali Coral Dive and Marine Sport di Pantai Tanjung Benoa menuturkan detik-detik kecelakaan maut yang menewaskan turis Jepang itu. Menurutnya, cuaca mendadak tak bersahabat saat Satoshi bermain flying fish.
“Jadi karena kemarin itu mendung. Anginnya, (mendadak) kenceng,” kata Simpen.
Simpen menuturkan para pemandu tidak sembarangan melayani para turis bermain flying fish saat gelombang tinggi dan angin kencang. Sebab, faktor alam tersebut dapat membahayakan orang yang bermain. Terlebih jika pemandu yang mendampingi tidak terlatih dan berpengalaman.
Baca Juga
Saat bermain flying fish, wisatawan dipersilakan duduk terlentang di atas perahu karet berbentuk seperti kasur sembari memegang tali. Wahana water sport itu cukup menantang adrenalin karena wisatawan bisa merasakan sensasi perahu terbang di udara.
Perahu karet itu awalnya ditarik menggunakan perahu motor. Secara perlahan, perahu karet yang mampu menampung dua orang itu akan terangkat ke udara. Keseruan bermain flying fish biasanya membuat turis berteriak kegirangan, menikmati sensasi melaju dengan kecepatan tinggi hingga terangkat beberapa meter ke udara.
Simpen menampik kedua turis asal Jepang itu terjatuh lantaran ditemani pemandu amatiran. Menurutnya, turis Jepang itu terjatuh ke air karena faktor angin kencang yang datang tiba-tiba.
“Nah, pas kami melakukan take off (perahu flying fish terbang), kami lepas (jatuh). Walaupun ada pemandu, kami kendalikannya susah. Kami nggak tahu (angin mendadak berembus terlalu kencang). Kami nggak berharap (kecelakaan yang menewaskan Satoshi) itu,” tutur Simpen.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus...