Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang telah mencari hubungan yang lebih hangat dengan Israel, “dengan keras” mengutuk “serangan keji Israel” di Masjid al-Aqsa.
Arab Saudi, yang memiliki hubungan dekat tapi klandestin dengan pemerintah Israel, meminta Israel untuk menghentikan penggusuran Syekh Jarrah.
“Arab Saudi menolak rencana dan tindakan Israel untuk mengusir puluhan warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem dan memaksakan kedaulatan Israel atas mereka,” kata kementerian luar negeri Saudi.
Kecaman juga datang dari Uni Emirat Arab, yang tahun lalu menormalisasi hubungan dengan Israel.
UEA telah membingkai kesepakatan normalisasi yang kontroversial sebagai kesempatan untuk mempromosikan perdamaian antara Israel dan Palestina, dan tidak adanya komentar apa pun hingga hari Sabtu dicatat oleh banyak orang.
اللحظات الأولى لاقتحام قوات الاحتلال الإسرائيلي المسجد #الأقصىpic.twitter.com/QNuMWsHcwt
— عُلا الفارس (@OlaAlfares) May 8, 2021
Baca Juga
Kisah Dua Ustadz Asal Kabupaten Ogan Ilir Dirikan Ponpes di Desa Sungai Ceper Kabupaten OKI
Menteri Luar Negeri Khalifa al-Marar mengingatkan Israel akan tanggung jawabnya “untuk memberikan perlindungan yang diperlukan bagi hak warga sipil Palestina untuk menjalankan agama mereka, dan untuk mencegah praktik yang melanggar kesucian Masjid Suci Al-Aqsa”.
Senin adalah Hari Yerusalem Israel, ketika orang Israel berbaris melalui kota untuk merayakan penangkapannya dalam perang 1967, sebuah peristiwa yang dapat meningkatkan ketegangan.
Ditambah dengan keputusan Mahkamah Agung tentang penggusuran Syekh Jarrah, juga akan jatuh tempo pada hari yang sama.
Namun, laporan beredar di media Israel bahwa keputusan tersebut akan ditunda sekali lagi dalam upaya untuk menahan situasi di Yerusalem.
Sumber. Middle East Eye