HeadlineMetro KendariNewsViral

Viral! Batu Penis dari Abad Pertengahan Berhasil Ditemukan di Spanyol

×

Viral! Batu Penis dari Abad Pertengahan Berhasil Ditemukan di Spanyol

Sebarkan artikel ini
Batu Penis
Viral! Batu Penis dari Abad Pertengahan Berhasil Ditemukan di Spanyol

METROKENDARI.ID Spanyol baru saja menemukan ‘harta’ baru untuk melengkapi sejarah abad pertengahan. Mereka menemukan batu asahan berbentuk penis.

Dilansir dari New York Post, arkeolog Spanyol telah menemukan sebuah batu penis. Bukan untuk kesenangan seksual seperti temuan lingga pada umumnya, batu ini diperkirakan sebagai asahan pedang di Spanyol pada abad pertengahan.

“Ini adalah objek yang menarik karena tidak biasa,” kata Dario Pena-Pascual, seorang arkeolog dari Arbore Arqueoloxia, organisasi yang menemukan batu asahan tersebut.

Batu penis itu ditemukan dalam reruntuan Menara Meira di Ria de Vigo, muara sungai di bagian selatan Galicia, negara otonom Spanyol. Batu itu berukuran 6 inci.

Pena-Pascual mengatakan bahwa identitas batu penis itu sebagai asahan diketahui karena ada jejak keausan di satu sisi.

Para arkeolog sendiri sering menemukan batu asahan di situs penggalian abad pertengahan di seluruh dunia, namun yang berbentuk penis seperti ini baru ditemukan.

“Penemuan batu asahan ini penting karena mewujudkan asosiasi simbolis antara kekerasan, senjata dan maskulinitas, sebuah asosiasi yang kita tahu ada di Abad Pertengahan dan hadir dalam budaya kita saat ini,” jawabnya.

Tempat penemuan batu asahan penis itu juga menjadi hal yang menarik bagi arkeolog. Sejarahnya, benteng itu dihancurkan selama masa pemberontakan anti-seigneurial.

‘Pada zaman Romawi, artefak dengan bentuk penis begitu identik sebagai simbol kejantanan. Orang dewasa dan anak-anak saat itu menyimpan liontin penis untuk menangkal kejahatan sebagai bagian dari tradisi.’Pada zaman Romawi, artefak dengan bentuk penis begitu identik sebagai simbol kejantanan. Orang dewasa dan anak-anak saat itu menyimpan liontin penis untuk menangkal kejahatan sebagai bagian dari tradisi.

error: Dilarang Keras Copy Paste!