HeadlineMetro KendariNewsSainsViral

Viral! Batu Ini Diduga Terlempar ke Ruang Angkasa dan Kembali Lagi ke Bumi

×

Viral! Batu Ini Diduga Terlempar ke Ruang Angkasa dan Kembali Lagi ke Bumi

Sebarkan artikel ini
Ruang Angkasa
Viral! Batu Ini Diduga Terlempar ke Ruang Angkasa dan Kembali Lagi ke Bumi

Tes diagnostik awal menunjukkan batu ini memiliki komposisi kimia yang sama dengan batuan vulkanik Bumi. Namun, beberapa elemen tampaknya telah berubah menjadi bentuk-bentuk yang lebih ringan dari versi aslinya.

Versi yang lebih ringan ini lazimnya terjadi setelah batuan berinteraksi dengan sinar kosmik berenergi besar di ruang angkasa. Perubahan elemen ini memberi salah satu bukti kunci bahwa batu ini pernah berada di luar Bumi.

“(Konsentrasi terukur dari elemen-elemen yang lebih ringan ini, yang disebut isotop), terlalu tinggi jika dibandingkan dengan hasil dari proses yang terjadi di Bumi,” kata Gattacceca.

Dugaan Terlempar ke Angkasa Akibat Asteroid Menabrak Bumi

Guttacceca dan rekan-rekannya memprediksi bahwa batu ini pertama kali terlempar ke luar angkasa tepat setelah sebuah asteroid menabrak Bumi, sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Satu-satunya peristiwa alam lain yang mampu mencatatkan batu-batu pada ketinggian yang cukup tinggi adalah letusan gunung api. Namun, para ahli geologi mengatakan kemungkinan itu sangat kecil untuk menjelaskan asal-usul temuan terbaru ini.

Setelah terlempar ke luar angkasa dan melewati selubung pelindung Bumi, NWA 13188 akan rentan terhadap sinar kosmik galaksi.

Sinar kosmik ini terdiri atas partikel dengan energi tinggi yang berasal dari bintang-bintang yang meledak di kejauhan dan menembus sistem Tata Surya dengan kecepatan mendekati cahaya.

Sinar-sinar melimpah ini akan menyerang meteorit dan meninggalkan jejak isotopik yang khas dan dapat terdeteksi, seperti beryllium-3, helium-10, dan neon-21. NWA 13188. Nah, batu ini punya tingkat unsur-unsur tersebut lebih tinggi daripada yang ditemukan dalam batuan apapun di Bumi, tetapi lebih rendah daripada dalam meteorit lain.

Hal ini menunjukkan bahwa batu ini mungkin telah menghabiskan sekitar dua ribu hingga beberapa puluh ribu tahun dalam orbit mengelilingi Bumi sebelum kembali masuk atmosfer, kata para ilmuwan.

Petunjuk penting kedua yang mengungkap perjalanan batu ini ke luar angkasa adalah lapisan permukaan meleleh yang disebut sebagai kerak fusi. Perubahan ini dapat terbentuk ketika batu-batu angkasa melintasi atmosfer Bumi dalam perjalanannya kembali ke planet kita.

Usia dan Kawahnya Belum Diketahui

Tim Guttacceca juga belum mengetahui usia meteorit ini, merupakan indikator penting. Batu ini diklasifikasikan sebagai achondrite yang belum dikelompokkan. Meteorit anggota kelas ini diberi usia 4,5 miliar tahun, sama dengan usia Tata Surya.

error: Dilarang Keras Copy Paste!