News

Trader Bongkar Adanya Dugaan Mafia Kadar Nikel di Smelter PT VDNI

×

Trader Bongkar Adanya Dugaan Mafia Kadar Nikel di Smelter PT VDNI

Sebarkan artikel ini
PT VDNI
Trader Bongkar Adanya Dugaan Mafia Kadar Nikel di Smelter PT VDNI (foto.ist)

METROKENDARI.COM – PT BMM mengungkapkan dugaan permainan mafia kadar di Smelter PT VDNI yang diduga dilakukan oleh beberapa oknum baik internal perusahaan maupun oknum yang disuruh oleh internal perusahaan.

Diketahui PT BMM salah satu perusahaan trader yang bekerjasama dengan PT SPM, yang dimana PT SPM adalah satu dari empat perusahaan yang bekerjasama dengan smelter PT VDNI dalam hal jual beli Ore Nikel.

Kuasa Direksi PT BMM, Muh. Fauzan Musni mengatakan bahwa awalnya pihaknya dimintai sejumlah uang untuk menaikkan kadar agar kapalnya bisa sandar dan dibongkar di Smelter PT VDNI.

“Awalnya sekitaran tanggal 10 Desember 2023 sebelum kapal dikirim, kami dimintai sejumlah uang dengan komitmen akan menaikkan kadar tersebut dengan catatan membayar biaya kalau dirupiahkan 430 Juta,” katanya.

Sambungnya bahwa dari 430 Juta setelah pihaknya serahkan, kapal pihaknya berangkat disekitaran tanggal 16 Desember 2023, setelah itu kapal di ambil sampelnya.

“Setelah diambil sampelnya, sempat saya pertanyakan bagaimana bongkarnya, setelah itu yang keluar hasil sampel di kadar 1,2, dan itu dibawah dari spek kontrak, maka dari itu keluar instruksi kapal akan dipulangkan, setelah itu saya tanyakan bagaimana dengan uang yang telah saya setorkan,” ungkapnya.

Lanjutnya bahwa yang berkordinasi saat itu anggota dibawahnya berkordinasi dengan oknum itu.

“Saat itu, oknum itu menggebu-gebu meminta sejumlah uang untuk segera disetorkan, komunikasinya lewat telepon, anggota saya berkordinasi dengan RH dan SJ, dan itu mereka terima uang, ada buktinya di HP saya, dengan uang itu mereka akan berkoordinasi dengan pihak surveyor,” jelasnya.

Pihaknya juga menuturkan bahwa usai kapalnya akan dipulangkan, oknum tersebut meminta sejumlah uang lagi dan kembali menjanjikan akan memuluskan dan menaikkan kadarnya.

“Oknum itu meminta uang lagi 350 juta tambahan, agar kapal kami tidak dipulangkan,” ujarnya.

“Namun itu saya tidak sanggupi dan kapal saya saya ini terkatung-katung, saya merugi akibat hal ini karena mesti membayar demorit,” ujarnya.

Pihaknya juga membeberkan bahwa modus seperti ini sudah berjalan lama.

“Modus ini sudah berjalan lama, mungkin hanya saya yang baru mau buka bicara, modusnya mereka pakai orang luar A dan J untuk mencari mangsa, orang luar perusahaan yang berkoordinasi dengan oknum yang saya sebutkan tadi,” katanya.

error: Dilarang Keras Copy Paste!