Metro KendariNewsOlahragaPeristiwa

Terkait Tragedi Kanjuruhan, Ini 5 Poin Penting yang Disampaikan oleh Kapolri

×

Terkait Tragedi Kanjuruhan, Ini 5 Poin Penting yang Disampaikan oleh Kapolri

Sebarkan artikel ini
Tragedi Kanjuruhan
Terkait Tragedi Kanjuruhan, Ini 5 Poin Penting yang Disampaikan oleh Kapolri

METROKENDARI.ID – Kapolri Listyo Sigit Prabowo menjelaskan hasil Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan. Setidaknya, ada lima poin penting.

Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada lanjutan Liga 1, Sabtu (1/10). 131 Korban meninggal dunia.

Situasi selepas peluit panjang berbunyi (Arema kalah 2-3) membuat para penonton masuk ke lapangan. Pihak kepolisian merespons dengan melepas gas air mata ke arah tribune yang berujung kepanikan. Para suporter sulit untuk keluar stadion hingga akhirnya terinjak dan alami asfiksia berujung meninggal dunia.

Dalam jumpa pers di Malang, Rabu (6/10) malam WIB, Kapolri Listyo Sigit Prabowo sudah menetapkan enam tersangka. Namun ke depannya, bisa jadi ada kemungkinan penambahan tersangka baru terkait investigasi yang terus dilakukan.

Dalam penjabarannya, terdapat lima poin penting terkait Tragedi Kanjuruhan yang jadi tragedi paling kelam di sepakbola Indonesia dan dunia. Kelimanya adalah jam main, overcapacity, verifikasi stadion, penembakan gas air mata, dan steward.

Untuk jam main, Listyo Sigit menyebut kalau pihak kepolisian sudah meminta waktu pertandingan mundur lebih ‘pagi’ dari pukul 20.00 WIB ke pukul 15.30 WIB pada 26 September. Namun itu ditolak, oleh PT LIB (Liga Indonesia Baru) selaku operator Liga 1.

“Permintaan tersebut ditolak oleh PT LIB dengan alasan apabila waktunya digeser tentunya ada pertimbangan-pertimbangan dengan masalah penayangan langsung,” jelasnya.

“Persiapan melakukan pengamanan juga menambah jumlah semula 1.073 personil jadi 2.034 personil dan disepakati bahwa khusus untuk suporter yg hadir hanya dari suporter Aremania,” lanjutnya.

Untuk overcapacity, Listyo Sigit menyebut ada kelalaian dari pihak panpel. Tiketnya dijual lebih banyak dari yang seharusnya!

“Kemudian mengabaikan permintaan dari pihak keamanan dengan kondisi dan kapasitas stadion yang ada, terjadi penjualan tiket overcapacity. Dari 38 ribu dijual 42 ribu tiket,” terangnya.

Masalah verifikasi Stadion Kanjuruhan juga disoroti tajam. Usut punya usut, ternyata verifikasi Stadion Kanjuruhan masih pakai verifikasi di tahun 2020.

error: Dilarang Keras Copy Paste!