metrokendari

Berita Terkini Sulawesi Tenggara

Senin, 17 November 2025

Rumah Warga di Tapunggaya Konut Terendam Banjir, Diduga Akibat Tambang

Banjir di Desa Tapunggaya dan Tapuemea, Kecamatan Molawe, Konut, pada Minggu (4/12/2022) Foto. Ist

Namun kini, setelah aktivitas tambang menjamur, banjir sudah tak terhindarkan lagi. Bahkan, dalam setahun jika intensitas hujan tinggi, bisa dua hingga tiga kali.

“Sebelum ada aktivitas pertambangan pada tahun 2016, tidak ada banjir, paling air genangan saja. Tetapi ini, 4 jam turun hujan itu sudah langsung banjir,” tuturnya.

Lebih lanjut, terjadinya banjir tentu bagian dari kelalaian PT Antam, yang kurang tegas terhadap kontraktor mining yang menambang di area IUP mereka.

Harusnya UPBN PT Antam Konut harus proaktif melakukan monitoring kepada kontraktor mining, agar dalam pelaksanaan penambangan tidak terjadi penyimpangan, seperti kerusakan lingkungan yang berdampak pada terjadinya banjir.

“Tapi ini tidak, Antam membiarkan kontraktor mining menambang begitu saja, tanpa memikirkan dampak lingkungan yang berkepanjangan dan hari ini bisa kita lihat buktinya, banjir terjadi terus menerus,” tegas Jeri.

Apalagi Jeri bilang, selama kedatangan PT Antam masyarakat Desa Tapunggaya dan Tapuemea belum sama sekali merasakan manfaat Corporate Social Responsibility (CSR), yang mana menjadi tanggung jawab sosial setiap perusahaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Dilarang Keras Copy Paste!