Ekonomi

Praktik Akuakultur Berkelanjutan: Peran Sistem Ketertelusuran, Remote Sensing, dan Kode QR Dalam Meningkatkan Transparansi

×

Praktik Akuakultur Berkelanjutan: Peran Sistem Ketertelusuran, Remote Sensing, dan Kode QR Dalam Meningkatkan Transparansi

Sebarkan artikel ini

Remote Sensing jauh melibatkan pengumpulan data dari kejauhan
menggunakan sensor untuk menyediakan informasi komprehensif tentang berbagai
sistem di Bumi. Teknologi ini mendukung pn jakaraengambilan keputusan yang
lebih baik dengan memanfaatkan kondisi saat ini dan masa depan bumi kita (Earth Data: N.D). Dalam akuakultur, Remote
Sensing
memungkinkan pemantauan real-time,
melakukan prediksi untuk pertumbuhan ikan, serta deteksi ledakan pertumbuhan
alga berbahaya dan ancaman lingkungan sehingga dapat meningkatkan produktivitas
dan keberlanjutan (MDPI: 2023).

Fariz Kukuh Harwinda, Product Portfolio and
Engagement Manager
KOLTIVA,
menyebutkan bahwa fitur Remote Sensing dapat mengintegrasikan berbagai
sumber data, termasuk zonasi pesisir pemerintah dan pemetaan plot. “Dengan
menggabungkan data dari zonasi pemerintah dan zonasi pesisir ke dalam sistem
KoltiTrace MIS, kami dapat menelusuri transaksi, mengidentifikasi asal-usul, profil
produsen, dan memastikan kepatuhan dengan zonasi akuakultur pemerintah,” kata
Kukuh.

Manajemen Rantai Pasokan Produsen untuk Praktik Akuakultur Berkelanjutan

Didi Adisaputro, Head of Geospatial, Climate, and IOT KOLTIVA, menjelaskan bahwa
teknologi Remote Sensing dapat memantau laut dan menghitung potensi
produksi secara akurat. “Remote Sensing memungkinkan kami untuk
memantau kolam dan mendeteksi hilangnya habitat. Teknologi ini juga dapat memantau kondisi
di bawah air untuk melihat distribusi terumbu karang dan rumput laut,” tambah
Didi.

Kode QR

Kode QR telah
terbukti efektif dalam penelusuran peralatan, manajemen inventaris, dan
memberikan informasi rinci kepada konsumen tentang produk hasil laut. Teknologi
ini mendukung transparansi dan upaya advokasi terkait isu lingkungan dengan
meningkatkan kemampuan ketertelusuran. Kukuh menyebutkan bahwa kode QR
diterapkan dalam proyek akuakultur rumput laut dan udang di KOLTIVA. “Kode QR
memfasilitasi transparansi dan akuntabilitas dalam praktik budidaya, dengan
data yang dibatasi oleh batasan hukum dan memerlukan persetujuan dari pihak
terkait,” ujarnya.

Dengan pengalaman
lebih dari 10 tahun dalam mendukung perusahaan multinasional di lebih dari 61
negara, KOLTIVA terus berkomitmen untuk memenuhi beragam kebutuhan industri
akuakultur. Dalam sektor sumber daya perairan atau aquatic resources, KOLTIVA mendukung klien dalam praktik akuakultur
berkelanjutan di beberapa negara termasuk Indonesia, Filipina, dan Madagaskar
dengan lebih dari 6.000 produsen dan 100 usaha kecil menengah yang yang terdaftar.
Komitmen ini bertujuan untuk memastikan bahwa praktik bisnis yang bertanggung
jawab dapat berjalan berdampingan dengan perkembangan bisnis dan penjagaan
terhadap masa depan bumi.

error: Dilarang Keras Copy Paste!