Otomotif

Pertamina Jawab Tantangan Trend BBM Ekonomis di Tengah Ekspansi Otomotif

×

Pertamina Jawab Tantangan Trend BBM Ekonomis di Tengah Ekspansi Otomotif

Sebarkan artikel ini
Pertamina
Bagian kerusakan mesin akibat salah pilih jenis BBM (Foto. Istimewa)

Kendari – Saat ini di pasaran terdapat beragam jenis BBM, namun seringkali kita tidak sadar dan hanya memilih berdasarkan harga termurah.

Padahal, pilihan penggunaan bahan bakar dengan pertimbangan ekonomis rupanya bisa membuat kendaraan kita malah jauh lebih boros. Bahkan, penggunaan bahan bakar dengan oktan rendah yang tidak sesuai jenis kendaraan rupanya bisa berakibat fatal terutama kerusakan pada mesin.

Hal ini diungkapkan oleh salah seorang instruktur mekanik, Muhammad Arief Munafri yang sudah berpengalaman selama 5 tahun bergelut di dunia perbengkelan mengungkap beberapa fakta kondisi mesin yang ia temui seringkali dalam keadaan memperihatinkan. Padahal, pemakaiannya masih baru dan kurang dari 5 tahun.

Perlu diketahui, kualitas bahan bakar khususnya jenis bensin atau gasoline dilihat dari angka oktannya atau biasa disebut dengan RON (Research Octane Number).

Semakin tinggi nilai oktan, semakin baik pembakarannya untuk mesin kendaraan dan semakin sedikit menghasilkan emisi gas buang kendaraan.

Saat ini di pasaran untuk BBM jenis gasoline terdapat RON 88 Premium atau setara, RON 90/91 Pertalite atau setara, RON 92 Pertamax atau setara, RON 95/98 Pertamax Turbo atau setara.

Arief yang sekarang bekerja untuk Bengkel Honda Sanggar Laut Group, Kota Makassar ini mengatakan saat ini konsumen seharusnya cermat dalam memilih bahan bakar.

Banyak keluhan pelanggan ia dapatkan dengan mobil bermasalah di awal tahun pemakaian. Ternyata pelanggan itu punya kesalahan memakai bahan bakar yang tidak sesuai dengan spesifikasi kendaraan.

“Pelanggan awam paham mengisi bahan bakar, tapi tidak paham apa yang buat mobil bisa jalan dengan performa maksimal dan bikin awet mesin kendaraan,” kata Arief.

Arief mengatakan pertimbangan memilih bahan bakar itu krusial sebetulnya.

“Misal kita pilih premium. Saat ini kita hemat, hemat diawal tapi boros di akhir. Lebih baik kita sedikit menambah rupiahnya tapi kualitas kita dapat jangka panjang,” terangnya.

Arief mengatakan, pabrikan kendaraan produksi tahun 2000an ke atas memiliki mesin yang berbeda dengan kendaraan produksi dulu.

Begitupun jenis bahan bakar yang cocok bagi kendaraan yang saat ini merekomendasikan penggunaan bahan bakar tanpa timbal dengan minimal RON 91 yang tertera di spesifikasi kendaraan.

error: Dilarang Keras Copy Paste!