Menurutnya pengembangan peternakan adalah bagian dari langkah antisipasi bersama terhadap ancaman krisis pangan global yang mungkin saja di tahun ini atau di masa yang akan datang.
“Dalam konteks pembangunan daerah Sulawesi Tenggara, pembangunan sektor peternakan sangat sejalan dengan visi pembangunan daerah di Sultra periode 2018-2023 yang salah satu komponennya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat berdaulat dan mandiri dalam bidang pangan, utamanya dalam hal pemenuhan daging sapi melalui kegiatan pengembangan pertanian subsektor peternakan sapi,” ujar Ali Mazi.
Untuk itu melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sultra mendorong masifnya investasi di sektor peternakan, salah satu strateginya dengan menggandeng perusahaan atau bahkan pihak asing.
Salah satu potensi penjajakan kerjasama yang saat ini dilakukan Pemprov Sultra di bidang peternakan adalah dengan membangun industri pakan ternak.
Bahkan Distanak Sultra terah menjajaki kerjasama dengan salah satu perusahaan untuk mewujudkan rencana tersebut pada tahun ini.
“Dengan adanya penjajakan kerjasama yang dilakukan Pemprov Sultra atau dalam hal ini Distanak Sultra diharapkan mampu memberdayakan peternak rakyat agar bisa berkembang berskala ekonomi,” kata Kepala DPMPTSP Sultra, Parinringi.
Parinringi juga menyebut sektor peternakan turut menyumbang pertumbuhan ekonomi di Sultra, tercatat realisasi investasi sektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan pada tahun 2023 mencapai Rp345,63 miliar.
Baca Juga
“Sektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan ini pada tahun 2022 berada pada urutan keenam nilai investasi terbesar,” kata Parinringi.
DPMPTSP Sultra Optimis Sektor Peternakan Miliki Potensi
Sejauh ini kata dia, meski nilai investasi untuk sektor peternakan di Sultra masih relatif kecil. Meski belum bisa menyebutkan angka pastinya, namun Parinringi menyatakan Sultra memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan sektor peternakan.
“Kami optimis upaya terus menumbuhkan investasi di sektro perkebunan dan peternakan ini akan kami lakukan, demi peningkatan daya dukung ekonomi masyarakat,” imbuhnya.
Apalagi, kata dia Bumi Anoa, memiliki lahan tidur yang luas yang masih dapat dimanfaatkan menjadi lahan peternakan.
“Untuk investasi di sektor peternakan sebenarnya Sultra masih sangat baru. Karenanya kami masih melakukan pendampingan,” tambahnya.
Parinringi menjelaskan, untuk mengoptimalkan penanaman modal di sektor peternakan diperlukan keterlibatan akademisi dan generasi muda untuk mengeluarkan solusi kreatif atas permasalahan yang dihadapi pada sektor tersebut.
Dengan begitu, otomatis banyak orang yang akan tertarik...