Style

Pelaku perundungan gemar cari korban lebih lemah untuk diintimidasi

×

Pelaku perundungan gemar cari korban lebih lemah untuk diintimidasi

Sebarkan artikel ini
Pelaku perundungan gemar cari korban lebih tinggi lemah untuk diintimidasi

Jakarta – Psikolog Anak kemudian Keluarga Samanta Elsener mengatakan bahwa pelaku perundungan (bullying) pada umumnya gemar mencari korban yang tersebut dimaksud dianggap lebih besar banyak lemah untuk diintimidasi.

“Umumnya profiling yang tersebut mana dijalani adalah mencari kekuatan diri korban yang tersebut lebih besar banyak lemah dari pelaku. Dia (pelaku), selalu mencari korban yang dimaksud digunakan sanggup dijadikan tempat pelampiasan emosi negatifnya akibat ketidakmampuannya menyelesaikan konflik,” kata Samanta saat dihubungi ANTARA di area tempat Jakarta, Jumat.

Samanta menuturkan rasa ingin mengintimidasi korban yang tersebut digunakan telah terjadi lama diamati lebih lanjut lanjut lemah itu, timbul akibat pelaku ingin membangun citra yang dimaksud lebih tinggi lanjut berkuasa serta berkedudukan lebih banyak lanjut tinggi dari korban.

Intimidasi pun akan dikerjakan dengan sikap yang digunakan amat mendominasi, agresif serta impulsif. Pelaku merasa, jika merudung orang yang mana itu lebih lanjut banyak lemah akan menghilangkan kekesalan atau perasaan negatif lain yang mana dirasakan.

Alasan lain dari intimidasi yang mana diimplementasikan oleh pelaku adalah ingin menutupi kekurangan dalam dirinya atau penilaian diri yang mana mana dipandang negatif. Pelaku juga tak memahami perilaku yang mana merupakan tindakan yang tersebut digunakan salah lalu juga bukan berempati pada korban.

"Meskipun diingatkan berulang kali untuk bukan mengganggu atau menyerang temannya, pelaku tidak ada ada mampu mengontrol dirinya juga justru terus mengintimidasi korban," katanya.

Menurut Samanta, sikap intimidasi juga perudungan yang dimaksud dikerjakan pelaku dapat disebabkan oleh kurangnya bentuk kasih sayang pada area rumah. Situasi itu membuatnya ingin mencari pembuktian atas kemampuan dirinya dengan memperoleh kekuasaan yang tersebut digunakan sejenis dengan orang tuanya pada lingkungan sekolah.

Penyebab lain yakni pelaku sempat menjadi korban kekerasan baik di dalam dalam lingkungannya maupun dalam rumah oleh orang tua.

"Bisa juga akibat pelaku tidaklah ada memiliki hubungan yang dimaksud digunakan baik dengan orangtua, seperti ada pengabaian emosi, penelantaran lalu juga penolakan dari orang tua," ucapnya.

error: Dilarang Keras Copy Paste!