Yudho juga menjelaskan bahwa lonjakan nilai transaksi yang signifikan pada bulan Maret tidak hanya menjadi fenomena nasional, tetapi juga dirasakan secara langsung oleh Tokocrypto. Dari bulan Februari ke Maret 2024, Tokocrypto mengalami lonjakan nilai transaksi sebesar 142%, mencapai total transaksi sebesar US$1,3 miliar pada Maret lalu.
“Lonjakan nilai transaksi yang signifikan ini mencerminkan pertumbuhan yang kuat dalam industri kripto dan menegaskan posisi Tokocrypto sebagai salah satu pemimpin pasar di Indonesia,” ungkapnya.
Yudho optimis bahwa tren positif ini akan terus berlanjut di masa depan. Ia juga menghimbau para investor untuk selalu berhati-hati dan melakukan riset sebelum berinvestasi kripto. Lonjakan nilai transaksi dan jumlah investor kripto di Indonesia menunjukkan bahwa aset kripto semakin diminati dan diterima oleh masyarakat. Hal ini tentunya membuka peluang baru dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia.
Baca Juga
“Penting bagi investor untuk memahami bahwa kripto merupakan aset yang berisiko tinggi. Oleh karena itu, penting untuk melakukan riset yang mendalam sebelum berinvestasi. Meskipun potensi keuntungan dalam investasi kripto dapat sangat menggiurkan, investor juga harus sadar akan risiko yang melekat,” ujar Yudho.
Pelaku usaha dan Bappebti juga terus melakukan edukasi dan literasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang kripto dan meminimalisir risiko investasi. Hal ini tercermin dengan mengadakan program Bulan Literasi Kripto (BLK) pada 1 – 31 Mei 2024. Melalui serangkaian seminar, workshop, dan kampanye sosial media, BLK 2024 bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang potensi dan risiko investasi kripto, serta mengedukasi masyarakat tentang prinsip-prinsip dasar yang diperlukan dalam mengelola aset digital dengan bijak.