Sri menyebut tujuan dibuatnya aturan itu tak lain hanya untuk membatasi warga. Pasalnya, dengan kelangkaan ini warga biasa membeli banyak dan kemungkinan mereka jual lagi.
“Biasa ada yang beli di atas lima, jadi kita tidak tahu apakah dia pakai sendiri atau dia jual,” jelasnya.
Keempat, di UD. HS. Saat melakukan sidak di tempat distributor ini, mala tidak ditemukan kekurangannya pasokan minyak goreng. Saat disidak ditemukan pasokan minyak goreng yang baru saja datang pada pagi hari dengan jumlah dua ribu liter.
“Subsidi pemerintah, sudah didistribusikan ke rumah makan maupun hotel, tetapi ini juga dibatas satu jerigen hingga dua jergen,” kata Hendrik selaku pemilik UD. HS.
Setelah melakukan Sidak, kemudian Subhan menjelaskan jika itu agenda dilakukan secara nasional. Berdasarkan temuan dilapangan, kebanyakan terkendala di pengiriman. Sehingga ia berniat mengecek langsung untuk membandingkan karena dipasaran kekurangan pasokan minyak dan ternyata di gudang distributor juga mengalami kekosongan.
Baca Juga
Tak hanya itu, ia juga sekaligus memastikan harga minyak yang dijual di toko.
Meski demikian, kata Subhan, dirinya berharap dengan kelangkaan minyak goreng itu semoga kedepan dapat bisa teratasi dan normal kembali apalagi mendekati bulan puasa.
“Informasi juga dari provinsi sudah 6 ribu liter yang masuk di Kota Kendari, maka dari itu kita harus kuasai sehingga bisa langsung di distribusi dari masyarakat sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” tutupnya.
Laporan. Yondris Puamalo