Tsunami Aceh menjadi bencana besar yang memberikan dampak multidimensi, meliputi sosial budaya, ekonomi, infrastruktur, dan tentu saja psikologis yang paling sulit dipulihkan.
Warga kehilangan tempat tinggal, anggota keluarga, teman, dan seluruh lingkungan atau komunitas. Banyak jiwa yang mengalami trauma hingga sedih berkepanjangan sebelum bisa bangkit lagi.
Bahkan hingga 18 tahun berlalu, gempa dan tsunami Aceh masih menyisakan luka bagi para korban. Masih banyak para orang tua dan anak menitikkan air mata mengingat orang terkasih hanyut bersama gelombang tsunami di depan mata mereka sendiri.
Hikmah Tsunami Aceh
Rakyat Aceh yang religius semakin menyadari akan kekuasaan Tuhan. Banyaknya masjid yang tetap berdiri kokoh sementara wilayah sekitarnya hancur, hanya sebagian kecil tanda-tanda kebesaran-Nya di tengah bencana dahsyat ini.
Baca Juga
Tsunami Aceh pun mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa kita berada di wilayah rawan bencana, sehingga kita harus tanggap dan sadar akan mitigasi bencana. Sistem peringatan dini bencana alam pun diciptakan dan kini sudah bisa dirasakan. Misalnya, siaran TV otomatis akan digantikan peringatan dini bencana alam, jika terjadi potensi bahaya dan bencana.
Salah satu hikmah terbesar dari gempa dan tsunami Aceh 2004 mungkin adalah terjadinya perdamaian antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Indonesia.
Bencana seolah jadi pendamai dari dua pihak yang bertikai usai konflik berkepanjangan di Aceh sejak 1976 atau hampir tiga 30 tahun lamanya. Kesepakatan damai ditandai dengan MoU Helsinki yang diteken pada 15 Agustus 2005 dengan memberikan sejumlah keistimewaan pada Aceh hingga saat ini.
Pascatsunami, sejumlah tokoh dunia pun berdatangan ke Aceh ikut memberikan bantuan, mulai dari Sekjen PBB saat itu Kofi Annan, aktor laga Jackie Chan, Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki, Presiden AS Bill Clinton hingga bintang sepakbola Cristiano Ronaldo.