Pada kesempatan tersebut, peserta diberi kesempatan untuk mencoba langsung tools berbasis AI tersebut secara gratis.
“Pengecekan merek dilakukan untuk meminimalisir usul tolak. Sebab, kalau sudah daftar, dan ditolak, maka uangnya tidak bisa kembali. Untuk itu, jangan menggampangkan pendaftaran merek,” kata dia..
Dia menambahkan, pelaku usaha harus mendaftarkan mereknya segera agar bisa terlindungi dengan cepat. Sehingga, meminimalisir potensi plagiat bagi pihak lain.
“Perlindungan merek sangat penting karena merek adalah identitas unik yang membedakan dari yang lain. Merek yang terlindungi secara hukum mencegah pihak lain menggunakan nama, logo, atau simbol yang mirip, yang bisa membingungkan pelanggan dan memiliki hak eksklusif,” tandas dia.
Edukasi ini merupakan salah satu komitmen Mebiso untuk menjadi bagian dalam proses pengembangan usaha yang dirintis oleh para mahasiswa.
“Edukasi ini membantu mereka lebih sadar akan pentingnya pendaftaran merek. Dengan melindungi identitas usaha sejak awal, mahasiswa dapat memastikan bahwa inovasi dan kreativitas mereka terlindungi secara hukum, membuka jalan untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.” lanjut dia.
Baca Juga
Selain memberikan edukasi tentang pemahaman merek di Universitas Halu Oleo, Mebiso juga mendatangi Universitas Sulawesi Tenggara terkait pentingnya pendaftaran dan perlindungan merek dagang bagi mahasiswa yang sudah memiliki usaha.
Pada dua kesempatan tersebut, Mebiso memberikan cek merek gratis bagi mahasiswa. Serta, Jagoan Hosting, sebagai sister company Mebiso, memberikan domain gratis bagi mahasiswa.
Tentang Mebiso.com
Mebiso.com merupakan salah satu entitas dari Beon Intermedia group. Mebiso merupakan jasa merek yang menggunakan teknologi AI. Platform ini membantu pengusaha melindungi mereknya secara realtime dan affordable.
Platform ini hadir untuk menjawab kebutuhan perlindungan merek dari tahap pra-pasca pendaftaran merek, mulai dari memperhitungkan potensi keberhasilan daftar merek, hingga memasang fitur proteksi yang aktif 24/7 mendeteksi dan mencegah tindak peniruan merek.
Reporter. Wayan Sukanta