Konawe KepulauanNewsPeristiwa

Carut-marut Proyek Jalan Aspal di Konkep yang Habiskan Duit Miliaran

×

Carut-marut Proyek Jalan Aspal di Konkep yang Habiskan Duit Miliaran

Sebarkan artikel ini
Jalan rusak Wawonii
Kondisi jalan aspal di Kecamatan Wawonii Tengah, Kabupaten Konkep, Rabu (30/6/2021) Foto. Darsan/metrokendari.id

Konawe Kepulauan – Harapan masyarakat Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) Sulawesi Tenggara, untuk menikmati jalan mulus serta beraspal akhirnya terwujud juga pada tahun 2020 lalu, khususnya masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Wawonii Tengah, Rabu (30/06/2021)

Melalui kewenangan Pemprov Sultra, Telah di anggarkan dana miliaran rupiah guna penghitaman jalan dari titik nol poros simpang tiga Batumea-Lampeapi, dengan panjang jalan kurang lebih dua kilometer.

Namun mirisnya, belum berakhir tahun 2021 ini, masyarakat Konkep yang melintasi jalur tersebut dibuat kecewa dan marah akibat kondisi jalan beraspal telah berlubang dan rusak berat.

Warga Keluhkan Kondisi Jalan

Irwan, seorang pengendara roda dua saat diwawancara baru-baru ini mengungkapkan kekesalannya, katanya, baik jalan status Provinsi dan Kabupaten, hasilnya sama saja, tak ada yang beres aspalnya.

“Masa dari simpang Lamoluo sampe diujung aspal ini, semuanya rusak. Katanya status ini jalan Provinsi dengan Kabupaten, tapi hasilnya ini aspal jelek semua, nda ada yang beres dorang kerja. Percuma Bupatinya kita dia baik, kalau anabuanya nda becus,” cerita Irwan sambil menunjuk aspal berlubang dihadapannya.

Tak hanya Irwan, pemuda LIRA Sultra ikut mengecam atas polemik baru-baru ini yang terjadi di Konkep.

Sartito selaku Ketua pemuda LIRA bilang, pihaknya menduga telah terjadi tindakan Mark Up atas pekerjaan pengaspalan, baik jalan berstatus Provinsi maupun Kabupaten.

“Saya mengutip daripada pernyataan Kadis PUPR Konkep, beliau mengatakan bahwa kerusakan jalan berstatus Kabupaten tersebut, itu sekitar 40% dari anggaran kurang lebih 6 miliar, berarti analisis anggaran tersebut kalau 1 kilometer dapat menelan dana kurang lebih 3 miliar. Kami menduga dalam pekerjaan ini ada yang Mark Up, sehingga pemuda LIRA menilai pekerjaan itu gagal konstruksi dan itu terbukti karena belum setahun sudah hancur jalan tersebut. Kalau dia (Kadis PU) mengatakan ada pemeliharaan jalan, pemeliharaan itu hanya 5% per tahunnya, bagaimana mungkin pihak kontraktor atau pihak ketiga menyelesaikan kerusakan yang 40% itu?,” cetus Tito.

error: Dilarang Keras Copy Paste!