“Ini kita lihat ini semua laut merah. Nasib nelayan-nelayan kita bagaimana?,” ungkap mantan Bupati Kolut dua periode itu.
Dampak aktivitas dua perusahaan tambang itu nampaknya terlihat jelas dengan kasat mata. Masyarakat setempatpun akhinrnya membeberkan fakta sebenarnya.
Salah satu masyarakat Desa Sulaho, Azis mengatakan, sejak tambang mulai beroperasi di daerahnya, tangkapan ikan semakin sulit.
Baca Juga
Lebih mirisnya lagi, tumbuh-tumbuhan mereka mati, dam saat hujan deras desa mereka digenangi air bercampur lumpur dari wilayah tambang.
Bahkan, ia juga mengaku hingga saat ini pihaknya tidak pernah menerima ganti rugi tumbuhan yang rusak akibat aktivitas tambang di daerah itu.
“Ini kita memang tidak dapat apa-apa. Hanya lumour sama debu kita dapat ini di sini,” ujar Azis.