Kendari – Sistem belajar online atau daring yang saat ini tengah diterapkan oleh Pemerintah, khususnya di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra), kembali menuai kritik.
Salah satunya kritik itu disampaikan oleh Korwil Sultra BEM DEMA se-Sulawesi yang menyebut sitem belajar daring dinilai tidak efektif dan membebani yang tinggal di daerah terpencil.
“Saya mengevaluasi bahwa dengan terlaksananya belajar online ini hampir genap dua tahun, saya melihat ini tidak efektif karena di daerah-daerah secara umum dan terkhusus Sultra masih ada yang kurang dari fasilitas sarana prasana pendukung jaringan,” ujar Korwil Sultra BEM DEMA se-Sulawesi, Abdul Wahid Akhyarudin kepada metrokendari.com, Senin (16/8/2021).
Bantuan Pendidikan Diminta Tepat Sasaran
Selain itu, Akhyarudin juga mempersoalkan terkait bantuan pendidikan untuk pelajar dan mahasiswa agar tepat sasaran dan sampai ke penerimanya.
Baca Juga
Sebab, menurut dia jika bantuan itu tidak sampai ke tangan pelajar atau mahasiswa akan dapat berdampak pada keberlangsungan pendidikan.
“Untuk bantuan pada pelajar dan mahasiswa yang Insya Allah akan digelontorkan Kemendikbud, agar bisa sampai infonya ke pelajar dan mahasiswa yang ekonomi ke bawah atau yang benar-benar membutuhkan, jika tidak mendapatkan bantuan bisa menyebabkan putus sekolah,” ucap Akhyarudin.
Akhyarudin berharap, pemerintah dapat memeberikan solusi agar masyarakat yang berpenghasilan rendah untuk dapat bertahan memenuh kebutuhannya di tengah Pandemi Covid-19.
“Kami harapakan pemerintah sebagai pemegang kewenangan keputusan di negara, untuk melakukan sosialisasi terkait pemindaan kebiasaan masyarakat UMKM ,UKM dari offline ke online. Nantinya masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan akan cara bertahan hidup dengan hasil usaha masing-masing sehingga mulai dari masyarakat, daerah, negara. Semoga bisa sama-sama keluar dari resesi ekonomi dan mandiri dengan ekonomi digital,” pungkasnya.