METROKENDARI.COM – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan hasil kunjungan kerja deputinya ke China. Dalam kunjungan kerja tersebut, deputinya melakukan finalisasi rencana investasi salah satu perusahaan yang memproduksi bahan baku solar panel terbesar di dunia.
Tak main-main, rencana investasi yang difinalisasi mencapai US$ 3,5 miliar hingga US$ 4 miliar atau sekitar Rp 54,95 triliun hingga Rp 62,8 triliun (kurs Rp 15.700).
“Sepulang dari perjalanan dinas di Tiongkok, Seto, Deputi saya, bercerita bahwa perjalanan dinasnya kali ini adalah yang paling efisien dibanding yang lain. Meski dilakukan di bulan puasa, tetapi tim yang saya tugaskan ini berhasil mendapatkan 3 komitmen investasi dalam waktu 3 hari saja. Saya merasa ini keberuntungan mereka yang tetap menjalankan puasa meski sedang bekerja,” tulis Luhut di Instagramnya.
“Memulai perjalanan di Shanghai, mereka bertemu dengan salah satu perusahaan yang memproduksi bahan baku solar panel terbesar di dunia. Tujuan pertemuan ini adalah untuk memfinalisasi rencana investasi yang diperkirakan nilainya cukup fantastis, yakni sekitar US$3.5-4.0 miliar,” sambung Luhut.
Baca Juga
Setelah selesai rapat di Shanghai, mereka bertolak ke Ningbo untuk mengunjungi perusahan tekstil yang terintegrasi secara vertikal. Luhut mengibaratkan perusahaan tersebut seperti Foxconn untuk Apple. Perusahaan yang dikunjungi ini adalah ‘Foxconn’ untuk Nike, Adidas, Puma hingga Uniqlo.
“Ada satu hal yang membuat Seto takjub akan perlakuan perusahaan ini kepada para karyawan nya. Hampir seluruh karyawan (beserta keluarga mereka) menempati asrama yang disediakan oleh perusahaan. Mereka juga mendapatkan jatah makan gratis 3 kali sehari. Menurut Chairman-nya, kebijakan ini diterapkan karena beliau merasa karyawan adalah prioritas pertama. Jika karyawan senang, maka mereka akan berkontribusi besar kepada perusahaan,” paparnya.
Anak buah Luhut juga menyempatkan berkunjung ke Shenzhen. Di sana, mereka memfinalkan rencana investasi perusahaan mobil listrik China, BYD.
“Sebelum pulang ke tanah air, Deputi saya sempat mengunjungi Shenzhen untuk bertemu BYD guna memfinalisasi investasi pabrik mereka. BYD sangat antusias dengan investasi ke Indonesia dan targetnya di awal 2026, pabrik mereka bisa mulai berproduksi secara komersial di tanah air,” ungkap Luhut.