Politik

Langkah Berani NasDem Jika Tunjuk Hartini Azis Jadi Ketua DPRD Sultra

×

Langkah Berani NasDem Jika Tunjuk Hartini Azis Jadi Ketua DPRD Sultra

Sebarkan artikel ini
Nasdem
Hartini Azis (Foto.ist)

Jika menilik sejarah mulai terbentuknya DPRD Sultra, belum pernah sekalipun parlemen Bumi Anoa itu dipimpin oleh perempuan. Dan jika Partai NasDem menunjuk Hartini sebagai Ketua DPRD Sultra, maka partai besutan Surya Paloh ini mengukir sejarah baru pertama kalinya DPRD Sultra dipimpin kaum Hawa.

*Pandangan Pengamat Politik*

Pengamat politik Sultra, Awaluddin Maruf, mengatakan, hasil akhir pemilihan Ketua DPRD Sultra sangat bergantung pada mekanisme internal partai masing-masing.

“Keputusan partai dalam menentukan Ketua DPRD dipengaruhi oleh berbagai faktor,” jelas Awaluddin.

“Jumlah suara yang diperoleh, pengalaman, kapasitas kepemimpinan, serta keterwakilan gender merupakan pertimbangan penting,” tambah dia.

Awaluddin menekankan bahwa meskipun suara terbanyak menjadi indikator utama, pengalaman dan kapasitas kepemimpinan juga sangat penting.

Hartini, yang baru bergabung dengan Partai NasDem, memperoleh suara terbanyak, namun lobi dari aktor-aktor politik, termasuk suaminya yang juga tokoh NasDem, dapat mempengaruhi keputusan partai.

“Saat ini, Sudarmanto, sebagai incumbent dengan suara terbanyak di Kota Kendari, juga memiliki peluang besar karena pengalamannya yang lebih dibandingkan Hartini,” tambah Awaluddin.

Namun, Awaluddin mengakui kurangnya informasi mendalam tentang Hartini. “Hartini adalah istri Bupati Kolaka Timur, tetapi latar belakang dan kapasitas politiknya masih belum jelas. Meski begitu, tingginya suara elektoralnya menjadikannya kandidat kuat,” ujarnya.

Menurut Awaluddin, jika partai tidak ingin repot mencari tahu lebih jauh, suara terbanyak seringkali menjadi faktor utama dalam pemilihan Ketua DPRD. “Melihat dari segi politik suara, Hartini seharusnya menjadi kandidat utama untuk Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara,” katanya.

*Pandangan Akademisi Politik*

Akademisi yang juga dosen Ilmu Sosial dan Politik Universitas Haluoleo (UHO) Kendari, Efrianto juga mengemukakan pandangannya.

Menurut dia, kehadiran tokoh-tokoh baru dalam politik bisa diibaratkan seperti komputer yang di-restart, sebagai upaya penyegaran di kalangan elit. Dalam istilah politik, ini disebut “sirkulasi elit”.

Harapannya, tokoh-tokoh baru ini bisa membawa ide-ide dan perspektif yang segar. Misalnya, Hartini Aziz, yang baru-baru ini meraih 23.696 suara dalam pemilu. Hartini adalah istri seorang bupati, dan sukses memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki untuk meraih dukungan besar. Brand politik yang kuat, ditambah dukungan dari mesin politik partai, menjadikannya figur yang efektif dalam meraih suara.

Apakah dukungan partai politik berperan besar dalam kesuksesan Hartini Aziz?

error: Dilarang Keras Copy Paste!