Eks bupati Wakatobi dua periode itu juga berujar bahwa pihak terkait harus bercermin dari pengalaman sebelumnya atas hilangnya sejumlah koleksi benda yang terdapat dalam museum. Tentu perihal itu, katanya, tidak terlepas dari kelalaian dan minimnya keseriusan pihak pengelola.
“Dulu kan pernah kecurian. Tentu Ini kerugian triliunan rupiah juga karena bagaimana ceritanya sehingga barang itu tidak ditemukan. Memang bisa direplikasi kan tidak mungkin,”terangnya.
Kendati demikian ia berharap kepada pemerintah daerah termasuk Anggota DPRD Provinsi Sultra, untuk mengupgrade museum tersebut menjadi sebuah lembaga atau badan kalau itu dimungkinkan sehingga tidak lagi berstatus UPTD.
Baca Juga
“Sebelumnya saya sudah tanya kepala museumnya namun dia bilang anggaran yang terlalu sedikit menjadi faktor utamanya sehingga rehabilitasinya tidak ada” bebernya.
Sebagai penutup Ia menegaskan agar museum segera diberikan nama sehingga tidak hanya disebut sebagai museum belaka.
“Ini harus menjadi perhatian bagi kita semua, karena selain sebagai sumber PAD juga sebagai sumber edukasi serta promosi bagi daerah. Yang ketika masyarakat datang bisa mengenal leluhurnya, budayanya intinya banyak hal yang mereka bisa mereka temukan di dalamnya,”pungkasnya.
