METROKENDARI.COM – Tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) meledak. Insiden terjadi saat tungku tersebut sedang diperbaiki oleh para pekerja. Akibatnya, 13 orang tewas dan 46 lainnya luka-luka.
Terkait insiden tersebut, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengungkapkan dua penyebab ledakan tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), yang terjadi pada Minggu (24/12/2023).
Kepala Divisi Media Relations PT IMIP Dedy Kurniawan mengatakan, ledakan tungku smelter PT ITSS Morowali disebabkan oleh oleh adanya cairan mudah terbakar hingga keberadaan tabung oksigen di sekitar tungku smelter.
“Hasil investigasi awal, penyebab ledakan diperkirakan karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan. Saat proses perbaikan tersebut, terjadi ledakan,” kata Dedy Kurniawan dalam keterangannya, Minggu (24/12/2023).
Selain itu, faktor kedua penyebabnya adalah keberadaan tabung gas oksigen di sekitar tungku, yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan komponen tungku. “Akibatnya, ledakan pertama memicu beberapa tabung oksigen di sekitar area ikut meledak,” tambah Dedy.
Lantas, apa yang dimaksud dengan tungku smelter itu? Secara umum, apa saja faktor penyebab tungku smelter dapat meledak, seperti yang terjadi di PT ITSS Morowali? Simak penjelasan yang dihimpun detikcom dari beberapa sumber berikut ini!
Baca Juga
Apa Itu Tungku Smelter Pertambangan?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tungku merupakan tempat tumpuan untuk perapian (dapur) yang terbuat dari baja atau sebagainya. Sementara smelter sendiri merupakan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih tambang.
Tungku smelter disebut juga smelting furnace. Dikutip dari situs resmi Indonesia Baik, dalam Bahasa Inggris, “smelting” berarti peleburan. Namun, dalam industri pertambangan mineral logam, smelter adalah bagian dari proses sebuah produksi.
Di fasilitas smelter ini, mineral yang ditambang dari alam akan dibersihkan dan dimurnikan. Sebab, biasanya mineral tersebut masih tercampur kotoran berupa material bawaan yang tidak diinginkan.
Setelah masuk smelter maka kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak akan meningkat hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir.
Pemerintah memang mewajibkan seluruh perusahaan tambang untuk membuat...