KesehatanMetro Kendari

Gabungkan 3 Disiplin Ilmu, Medical Hacking Tangani Pasien Tanpa Obat dan Operasi

×

Gabungkan 3 Disiplin Ilmu, Medical Hacking Tangani Pasien Tanpa Obat dan Operasi

Sebarkan artikel ini
Medical Hacking
Terapi medical hacking

“Karena dalam tubuh kita ada banyak organ tubuh yang seharusnya mereka bekerja sesuai dengan fitrahnya. Namun terkadang terjadi penyimpangan yang mengakibatkan alur kerja saraf dan pembuluh darah juga terganggu yang berdampak terhadap penurun fungsi bahkan disfungsi organ tubuh. Itulah yang menyebabkan berbagai penyakit yang timbul,” lanjut pemilik Rumah Terapi Medical Hacking yang kerap disapa Bunda Fitri ini.

Rumah Terapi Medical Hacking sudah memiliki izin dan legalitas resmi. Mereka telah mengantongi izin praktik dari Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Medical Hacking sekarang memiliki tiga cabang klinik, yaitu di Bintaro Jakarta, Bekasi, dan Pekanbaru.

“Alhamdulillah, dengan tiga cabang yang kami miliki, kami banyak membantu pasien kami untuk sembuh dari penyakit yang diderita. Misalnya pasien jantung dengan penyumbatan 100% dan harus operasi by pass. Alhamdulillah atas izin Allah setelah mengikuti terapi dari kami, sumbatan jantung terbuka dan kembali normal dan tidak perlu dioperasi. Ada juga pasien kami, yang memiliki saraf kejepit yang datang sudah menggunakan kursi roda setelah mengikuti terapi yang kami berikan, pasien dapat kembali berjalan normal. Alhamdulillah sekali,” papar Fitri.

Rumah Terapi Medical Hacking menekankan bahwa tubuh mampu menyembuhkan dirinya dari penyakit.

Menurut Fitri, seperti yang telah disampaikan dalam ajaran agama Islam, Allah menciptakan tubuh manusia dengan sebaik-baiknya ciptaan. Maka dari itu, Rumah Terapi Medical Hacking yakin obat untuk sembuhnya seseorang dari penyakitnya adalah tubuhnya sendiri.

Masih menurut Fitri, maka dengan melakukan perbaikan terhadap sistem kerangka tubuh, saraf, dan pembuluh darah, diharapkan tubuh dapat melakukan sistem auto recovery terhadap penyakit yang ada di dalam tubuh.

Biasanya penyakit itu muncul karena adanya penyimpangan struktur rangka tubuh yang berakibat pada ketidakharmonisan sistem saraf dan metabolisme tubuh.

Fitri memberi contoh kasus pasien yang ditanganinya, yaitu anak berkebutuhan khusus.

“Kami pernah kedatangan pasien anak autis yang sangat hiperaktif. Orang tua sudah putus harapan karena sudah berobat ke banyak tempat tapi anaknya tidak kunjung membaik dan justru bertambah hiperaktif,” kata Fitri.

Fitri dan tim kemudian menemukan adanya indikasi struktur tulang cervical anak tersebut yang tidak harmonis sehingga menyebabkan tekanan di beberapa ruasnya dan berakibat ketidakharmonisan pada sistem saraf.

“Setelah beberapa sesi terapi dengan memberikan gerakan khusus dan stimulasi di jalur saraf serta titik meridian tertentu, Alhamdulillah atas izin Allah, pasien autis tersebut dapat kembali normal,” pungkas Fitri.

error: Dilarang Keras Copy Paste!