“Sebagian besar mangrove yang ditanam di laut di Indonesia mati karena gangguan runti. Di sini, mangrove mati karena sampah.”
Di Ekowisata Mangrove Wonorejo terdapat tiga jenis mangrove utama yaitu Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, dan Rhizophora apiculata.
“Ketiga jenis mangrove ini berperan penting sebagai green belt yang kuat untuk menahan gelombang pasang surut air laut,” jelasnya.
Baca Juga
Selain menghadapi tantangan sampah, kawasan ini juga harus berhadapan dengan masalah abrasi.
“Kami selalu melakukan kegiatan restorasi atau reboisasi untuk mencegah degradasi tanah yang lebih jauh. Selain itu, kami juga memasang peralatan tradisional seperti terucuk bambu untuk melindungi mangrove dari ombak besar. Bambu yang kami pasang bisa bertahan hingga dua tahun, memberi waktu bagi mangrove untuk beradaptasi dan tumbuh dengan baik,” katanya.
Dengan segala tantangan yang ada, Lembaga Ekowisata Mangrove Wonorejo terus berupaya untuk menjaga kelestarian lingkungan pesisir dan keberlangsungan hidup mangrove di kawasan tersebut. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan institusi pendidikan, sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan program restorasi lingkungan ini.