Sumi hanya memberi susu kental manis sebagai pengganti asupan gizinya terhadap anaknya sejak lahir. Bukan tanpa alasan, hal itu terpaksa dilakukan karena tidak mampu untuk membeli susu bayi maupun balita.
Yemi menjelaskan, penyebab dua kasus gizi buruk yang ditemukan di Desa Langara Indah itu disebabkan dua faktor.
Faktor langsungnya adalah soal asupan makanan dan faktor tidak langsungnya yaitu pendidikan, pengetahuan, pola asuh, ketersedian pangan dan faktor lingkungan.
“Untuk balita penderita gizi buruk dan gizi kurang itu disebabkan dua faktor tadi. Olehnya penanganannya harus lintas sektor. Pemerintah desa harus berperan aktif mengontrol kondisi masyarakatnya.” Selain itu peran masyarakat agar memanfaatkan fasilitas posyandu. Sebab masyarakat sangat acuh ikut posyandu. “Efeknya adalah terjadilah kasus gizi buruk yang terus terjadi bak seperti fenomena gunung es. Ada tapi tak nampak ketahuan,” jelasnya.
Baca Juga
Menindaklanjuti temuan dua kasus gizi buruk itu, Yemi melalui Puskesmas Langara akan terus melakukan pemantuan.
Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Konkep agar diberikan kartu jaminan kesehatan berupa BPJS.
“Sebab jika kondisi mereka makin memburuk akan dirujuk ke dokter anak ke Kendari,” tandasnya.