3. Perubahan Suasana Hati
Mengonsumsi gula menyebabkan kadar glukosa meningkat dengan cepat, yang menyebabkan pelepasan insulin.
“Namun, lonjakan ini sering kali begitu kuat sehingga gula darah tidak turun kembali ke tingkat normal dan malah turun di bawah batas dasar,” kata dr Ahlemann.
“Ini disebut hipoglikemia, yang kemudian menyebabkan keinginan makan berlebihan. Pada beberapa orang, hal ini juga menyebabkan perubahan suasana hati dan mudah marah.”
4. Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah
Apabila seseorang lebih sering sakit dari biasanya, hal itu bisa disebabkan oleh pola makan, khususnya asupan gula.
Baca Juga
“Biasanya, gula diserap oleh tubuh melalui usus halus. Namun, jika jumlah gula sederhana, seperti glukosa dan fruktosa, yang kita konsumsi melebihi kapasitas usus halus, gula tersebut akan berakhir di usus besar,” imbuhnya.
Bakteri yang hidup di usus besar kemudian memakan gula tersebut. “Pemberian makanan secara selektif menyebabkan bakteri ini berkembang biak.”
“Masalahnya adalah, sayangnya, bakteri ini membawa endotoksin pada permukaan bakterinya, yang kemudian dapat meninggalkan usus dan memasuki aliran darah, yang menyebabkan peradangan diam-diam, yang mempercepat penuaan dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.”
5. Penuaan Dini
dr Ahlemann mengatakan secara ilmiah terbukti bahwa asupan gula yang tinggi menyebabkan terbentuknya advanced glycation end products (AGEs), yang menghancurkan serat kolagen.
“Jika terdapat terlalu banyak AGE, serat kolagen kita menjadi kaku, rapuh, dan mengalami degenerasi. Tubuh juga kurang mampu memperbaiki dirinya sendiri, yang berarti kualitas kolagen kita semakin memburuk.”