METROKENDARI.COM – Deretan warung es tebu di Jalan Bypass Mojokerto, tepatnya di Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar digandrungi kaum Adam. Sebab, sebagian besar penjualnya dinilai memiliki pesona yang bikin para pria gagal fokus.
Warung bambu itu berderet di sepanjang Jalan Bypass Mojokerto, mulai dari wilayah Desa Lengkong sampai Gunung Gedangan, Magersari, Kota Mojokerto. Atapnya dari banner bekas yang tampak sekadarnya. Kursinya terbuat dari bambu dilengkapi dengan meja yang sangat sederhana.
Persis di belakang barisan warung ini adalah sungai. Deru mesin kendaraan yang lalu lalang dan kepulan asapnya menambah tidak nyaman suasana di warung ini. Belum lagi terpaan teriknya matahari maupun hujan deras. Meski jauh dari kata nyaman, warung-warung tersebut tak pernah sepi pembeli.
Salah satu warung yang menjadi primadona kaum pria yakni di sebelah selatan pabrik tekstil PT Mertex, Jalan Bypass Mojokerto. Barisan meja dan kursi di warung ini penuh pembeli yang semuanya pria. Apalagi penjualnya berpenampilan cantik hingga bikin siapapun gagal fokus.
Warung es tebu ini bukan lah milik Wanda. Perempuan berusia 24 tahun ini sebatas melayani para pembeli dengan sistem komisi. Untuk setiap botol es tebu kemasan 600 ml yang terjual, ia mendapat upah Rp 3.000. Sedangkan harga es tebu tersebut Rp 10.000 per botol atau Rp 5.000 per gelas. Belum lagi komisi dari penjualan gorengan Rp 1.000 per biji.
“Paling sepi laku 15 botol, paling ramai 30 botol sehari. Belum tips dari pelanggan kadang Rp 10.000 sampai Rp 15.000. Rata-rata saya dapat Rp 80 ribu sampai Rp 120 ribu sehari,” terangnya.
Baca Juga
Pada hari biasa, lanjut Wanda, hanya 4 sampai 5 warung es tebu yang buka di Jalan Bypass Mojokerto. Wanda menyebut, hanya ada 3 warung yang penjualnya cantik dan seksi. Memang, keberadaan warung es tebu di jalan nasional ini tak sebanyak dulu. Sebab, banyak penjualnya yang memilih alih profesi.
“Kalau buka semua ada 9 sampai 10 warung. Jam bukanya 10 pagi sampai jam 4 sore,” cetusnya.
Lain halnya dengan Wulan (27), yang berpenampilan sederhana. Janda anak 2 ini sebatas memakai kaus dan celana panjang. Riasan wajahnya juga nampak naturalis. Perempuan asal Jombang ini sudah 7 tahun jualan es tebu di Jalan Bypass Mojokerto.
“Karena keuntungannya lebih banyak daripada jualan kopi,” jelasnya.
Beberapa tahun terakhir, Wulan tak lagi menjualkan dagangan orang lain. Bermodalkan sekitar Rp 7 juta, ia menjadi pemilik warung es tebu tersebut sampai sekarang. Modal itu untuk membeli warung Rp 2 juta, selebihnya untuk perbaikan warung, membeli mesin giling tebu, serta peralatan lainnya.
Wulan mendapatkan pasokan tebu seharga Rp 93.000 per...