Mengingat LSP adalah wilayah penyumbang angka saudara kembar yang besar dari dulu hingga kini, peneliti juga mendapati tidak ada variasi temporal pada frekuensi relatif anak kembar antara LSP dan CG-LSP.
Penelitian ini menyimpulkan, tren angka kelahiran kembar di Brazil selatan ini tidak cocok dengan teori eksperimen Nazi di Candido Godoi. Namun memang pada 1959-2008, angka kelahiran kembar setempat memang lebih tinggi, sejak beberapa tahun sebelum Mengele sampai di sana.
Kenapa Banyak Anak Kembar di Candido Godoi?
Studi Tagliani-Ribeiro dkk memperkirakan, jumlah anak kembar yang tinggi di CG adalah efek genetik pendiri kota (founder’s genetic).
Sementara itu, banyaknya anak kembar di LSP diperkirkan sebagai hasil turun temurun saja, bukan hasil percobaan Nazi maupun perawatan kesuburan yang mahal di pedesaan tersebut.
“Efek genetik pendiri pemukiman setempat bisa jadi berpengaruh. Alhasil, terjadi pergeseran frekuensi alel (pasangan gen) yang tinggi antara leluhur dan populasi turunan. Karena ini adalah proses acak, founder’s genetic menghasilkan efek fenotip (karakteristik fisik yang dihasilkan gen dan lingkungan) yang tidak dapat diprediksi. Dalam kasus khusus ini, mungkin efeknya adalah frekuensi kelahiran kembar yang tinggi,” jelas para peneliti.
Baca Juga
“Bukti kuat hipotesis founder’s genetic ini muncul dari tingginya koefisien perkawinan sedarah pada perempuan yang melahirkan anak kembar, ketimbang perempuan lain,” sambungnya.
Namun, Tagliani-Ribeiro dkk menggarisbawahi bahwa penelitiannya didasarkan pada data catatan pembaptisan di kota, bukan akta kelahiran resmi maupun catatan kelahiran rumah sakit.
Sebab, catatan pembabtisan disimpan rapi di berbagai gereja Katolik kota, mencakup nama dan jenis kelamin anak, tanggal lahir, serta nama dan tempat tinggal orang tua.
Catatan gereja khusus Katolik menjadi keterbatasan penelitiannya kendati 76,6 persen penduduk adalah umat Katolik, di samping hanya catatan kelahiran hidup yang diteliti.
Di sisi lain, akta kelahiran terpercaya di Brazil baru berkembang setelah 1990, sementara catatan rumah sakit tidak tersedia cukup lama di CG. Di samping itu, perempuan CG awal abad ke-20 umumnya pergi ke RS di kota tetangga.
Para peneliti berharap, penelitian tersebut dapat memberi kelegaan bagi orang di Candido Godoi dan terlepas dari stigma kota anak kembar hasil eksperimen Nazi Jerman.