Para pengungsi ini kemudian menempati kawasan tersebut sebelum akhirnya mereka dikirim kembali untuk naturalisasi ke Amerika, Austria, dan Prancis. Hal senada juga disampaikan oleh ketua RT setempat, Yuli (52). Ia mengaku merupakan warga lokal dan sempat berinteraksi dengan pengungsi Vietnam saat masih kecil.
“Dulu memang pernah dijadikan tempat pengungsian Vietnam. Saya masih kelas 1 SD waktu itu. Ingat saya dulu pernah tukaran cokelat dengan warga Vietnam itu. Saya ada cokelat mereka kasih anggur,” kata Yuli.
Meski begitu, ia mengaku para pengungsi asal Negeri Manusia Perahu itu tidak lama tinggal di kawasan tersebut. Sebab setelah itu banyak dari mereka yang dikirim kembali oleh depsos untuk naturalisasi ke negara lain.
“Nggak lama di sini, paling cuma 1 yang nikah sama warga lokal terus menetap di sini,” kata dia.
Baca Juga
Setelah itu, kawasan tersebut kembali digunakan untuk panti jompo sesuai rencana pembangunan awal depsos. Adapun panti jompo ini terus beroperasi hingga tahun 2002.
“Abis itu kampung ini dijadiin panti jompo. Bagus banget tempatnya. Cuma karena sering banjir kan, akhirnya dipindahin panti jomponya,” kata Yuli.
Setelah itu kawasan ini hanya ditempati oleh pengurus panti jompo. Namun karena sering banjir, satu demi satu para pengurus ini akhirnya memilih untuk pindah.