ASR-Hugua Sebut Pilkada Ajang Politik Bukan Suku
Ia juga menyoroti pentingnya belajar dari sejarah penjajahan bangsa asing yang terjadi akibat perpecahan antarsuku dan kerajaan.
Hugua mengingatkan bahwa hanya dengan persatuan, masyarakat Sultra dapat mencegah perpecahan yang dapat merugikan.
“Kita harus belajar dari masa lalu. Jika masing-masing suku mengutamakan kepentingan sendiri, kita akan lemah dan mudah dijajah kembali,” tegasnya.
Hugua mengkritik narasi yang belakangan muncul dari beberapa kelompok yang menyatakan bahwa pemilihan kepala daerah adalah ajang pemilihan berdasarkan suku tertentu. Menurutnya, hal ini bertentangan dengan semangat persatuan yang menjadi landasan Provinsi Sulawesi Tenggara.
“Pemilu bukanlah soal suku, melainkan soal memilih pemimpin terbaik yang bisa membawa perubahan untuk semua,” pungkasnya, disambut antusias oleh ribuan simpatisan.
Kampanye ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh para Parabela dan tokoh adat setempat. Sekitar 3.000 pendukung hadir untuk memberikan dukungan kepada pasangan ASR-Hugua. Kampanye ini juga menjadi momen bagi pasangan nomor urut 2 untuk menyampaikan komitmen mereka membawa Sultra menuju masa depan yang lebih baik.


Tinggalkan Balasan