Kala itu, Apriani/Greysia baru saja menjuarai Thailand Open yang menjadi titik awal nama mereka mendunia.
Tahun 2005, Ani mulai ikut turnamen bulutangkis tingkat kecamatan. Setahun kemudian, dia tampil profesional di ajang bulutangkis junior tingkat Kabupaten Konawe.
Pada tahun yang sama, Ani langsung melejit ke level provinsi. Saat di kelas enam SD, prestasinya semakin cemerlang. Ia sudah ikut Pekan Olahraga Daerah (Porda) Sultra dan meraih juara II.
Ameruddin, sang ayah adalah pegawai di UPTD Dinas Pertanian Konawe. Sementara Sitti Jauhar hanya ibu rumah tangga. Tiap kali latihan, Ani selalu ditemani ayahnya.
“Kami biasa latihan sore hari di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Unaaha. Untuk sampai ke arena, Ani berlari dari rumah ke SKB. Jaraknya itu sekira Sembilan kilometer. Saya ikut dari belakang, naik motor,” tutur sang ayah, lelaki yang dipanggil Opande oleh Apriani
Hasil kerja kerasnya pun tidak sia-sia. Dibeberapa pertandingan tingkat provinsi, untuk kelas junior ia selalu gemilang. Sayangnya, kendala keuangan kerap menghadang prestasinya.
Baca Juga
Tiap kali hendak berkompetisi, problem ini selalu menghantui. Untung saja, selalu ada kawan-kawan dan pelatihnya yang membantu. Mereka berkongsi, mengumpulkan duit buat Ani bertanding. Kadang, ibunya ikut berkorban.
Di kanal youtube indosport, setahun lalu, Apriani bercerita bahwa ibunya adalah orang yang paling mendukung impiannya. Sang ibu bahkan selalu mendampingi Ani dimanapun ia bertanding. Apalagi saat masih di level junior. Suatu saat, kala bertanding di Jakarta, perempuan yang ia panggil Omande itu ikut.
“Saya masih sering ngompol soalnya,” buka Apriani sembari terkekeh malu pada perbincangan yang dipandu Shintya Maharani itu.
Sang ibu bahkan beberapa kali harus menggadai perhiasannya agar Ani bisa terus bermain. Untuk jajan, Ani pernah diminta ibunya berjualan cabe rawit dan sayur terong yang ditanam keluarganya di halaman belakang rumah.
“Luar biasa jasa dan pengorbanan Omande untuk karier saya,” tukasnya. Ia terdiam beberapa saat kala mengucapkan itu.
Demi terus mengasah kemampuannya menjadi pebulutangkis, pada tahun 2011 silam, Ani hijrah ke Jakarta bergabung di Klub PB Pelita Bakrie binaan legenda bulu tangkis, Icuk Sugiarto. Ia nyaris saja ditolak, tapi dengan usaha seorang pencari bakat bernama Pa Akib, Icuk akhirnya mau menerima. “
Saya dicoba tiga bulan, dan ternyata ada perkembangan....