Ibu Angela, Grace Kandou menjelaskan, Angela sejak SMP senang menari. Dia sering ikut lomba dan menang. Meski begitu, untuk urusan akademik, nilai Angela selalu bagus. Hal itu dibuktikan Angela yang bisa lulus kelas akselerasi di tingkat SMP dan SMA.
Waktu tes akselerasi Grace sempat tanya ke gurunya apakah benar nilainya, dan dijawab benar. Menurut guru Angelia, anak muridnya memang masuk kategori jenius. Nilainya tertinggi di antara semua yang ikut tes itu.
Raihan akademik seperti Angela ini, tentu saja bagi banyak orang tua adalah suatu hal yang membanggakan. Juga motivasi kuat bagi anak-anak yang saat ini masih menempuh jenjang pendidikan.
Namun tak sedikit juga yang kontra. Dengan alasan usia anak-anak sampai remaja, mestinya usia emas agar anak-anak dapat melaluinya dengan bermain dan berkembang selayaknya anak remaja. Bukan dijejali tugas-tugas kuliah orang dewasa.
Atau usia SMP sampai perguruan tinggi, anak-anak mestinya dibiarkan aktif ikut organisasi dan kegiatan interaktif. Semisal: olah raga, OSIS, kepanduan, bela diri, bahasa, kesenian, club diskusi, kemanusiaan, pecinta alam, lingkungan hidup dan aktivitas sosial lainnya.
Baca Juga
Intinya: biarkan anak melewati masa remaja dan dewasanya dengan kegiatan belajar dan keorganisasian. Yang kelak, bermanfaat bagi pembentukkan karakternya setelah selesai sekolah atau kuliah. Bukan disibukkan dengan rutinitas tugas kuliah.
Menurut saya, dua pandangan di atas itu sah-sah saja. Hidup memang pilihan. Kalau meminjam kalimat peraih Nobel Sastra 1956, Albert Camus: hidup adalah penjumlahan dari semua pilihan yang telah kita ambil.
Jadi, apa yang telah dipilih, dijalani dan ditanggung semua konsekuensinya.
Selamat dr. Angela Aprilia Pangemanan. Semoga ilmunya dapat bermanfaat bagi bangsa dan orang banyak.