metrokendari

Berita Terkini Sulawesi Tenggara

Minggu, 19 Januari 2025

Alasan Penderita Obesitas Tak Disarankan Memilih Olahraga Lari

Jakarta – Dokter Spesialis Ortopedi kemudian Traumatologi yang dimaksud itu tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Ortopedi serta Traumatologi Indonesia (PABOI) dr. Aldico Juniarto Sapardan, Sp.OT menyarankan penderita obesitas tidak memilih lari sebagai olahraga harian karena berpotensi memberatkan kinerja sendi lalu juga otot bagian bawah.

Ia pun menyarankan agar para penderita obesitas memilih kegiatan olahraga yang digunakan lebih banyak lanjut ringan seperti berjalan kaki agar tubuh sanggup semata kembali ke kondisi ideal.

“Jadi kalau untuk penderita obesitas, lebih lanjut banyak baik memilih olahraga kardio seperti senam atau berjalan kaki. Apabila ingin sekali berlari, ada baiknya diturunkan dulu berat badannya lewat olahraga kardio baru nanti berlari,” kata Aldico dalam Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan tambahan detail bahwa pada saat melakukan olahraga lari, kondisi tubuh dalam bagian bawah mengalami tekanan tambahan banyak besar dari pada saat berjalan di tempat tempat kondisi normal.

Pada saat berlari, lanjut dia, seseorang memberikan tekanan sebesar enam kali lipat berat badannya kepada bagian tubuh bawah saat kaki berpijak.

Bahkan, bagi orang dengan kondisi tubuh normal, apabila terdapat teknik yang digunakan dimaksud salah saat berlari, masih sanggup didapati hambatan seperti ankle sprain atau keseleo.

Maka dari itu, apabila kegiatan berlari dilaksanakan oleh orang dengan bobot tubuh berlebih, maka prospek cedera hingga kesulitan sendi di tempat dalam bagian kaki tentu akan lebih tinggi besar besar terjadi.

“Jadi lebih banyak tinggi baik tiada memilih lari, oleh sebab itu bahaya ya risiko cederanya lebih tinggi banyak banyak jika dibandingkan dengan prospek untuk menjadi sehat,” katanya.

Bagi penderita obesitas yang mana itu tertarik untuk berolahraga dengan tubuh bagian bawah, Kementerian Kesehatan menyarankan beberapa aktivitas fisik seperti berjalan kaki minimal 10.000 langkah per hari atau bersepeda minimal 30 menit sehari.

Untuk kegiatan olahraga yang tersebut lebih banyak lanjut ringan, penderita obesitas mampu melakukan senam pernapasan dengan frekuensi 3-5 kali dalam seminggu dengan durasi minimal 40 menit.

Prinsip latihan Baik, Benar, Teratur, lalu Terukur dapat menjadi patokan agar dapat menciptakan konsistensi dalam berolahraga. Harapannya kegiatan yang mana dapat membantu penderita obesitas menurunkan bobot tubuhnya ke kondisi ideal serta kembali sehat serta bugar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Dilarang Keras Copy Paste!