Covid-19Ekonomi

Warga Sultra Curhat ke Gus Muhaimin Iskandar Soal Ekonomi Sulit Akibat Pandemi

×

Warga Sultra Curhat ke Gus Muhaimin Iskandar Soal Ekonomi Sulit Akibat Pandemi

Sebarkan artikel ini
Pandemi Covid-19
Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar saat menggelar zoom meeting bersama warga Sultra

Kolaka Utara – Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin menggelar road show politik kesejahteraan dengan masyarakat Sultra.

Warga pun memanfaatkan ruang itu mencurahkan hati terkait masalah yang dihadapi.

Berbeda dengan biasanya, road show ini dilakukan melalui dalam jaringan (daring) lewat aplikasi Zoom.

Gus Muhaimin menyadari, di tengah pandemi COVID-19 ini, aktivitas masyarakat sangat terbatas. Untuk itu, situasi ini memaksa semuanya harus kreatif memanfaatkan berbagai kanal menyerap dan menyampaikan aspirasi.

Gus Muhaimin melakukan road show politik kesejahteraan ini sebagai bentuk perhatiannya kepada masyarakat yang terdampak pandemi. Ia lebih banyak mendengar atas aspirasi masyarakat.

Lewat aplikasi Zoom itu, masyarakat mengeluarkan unek-uneknya dan harapan agar Sultra menjadi perhatian di tingkat nasional. Terutama di sektor pendidikan, kesehatan dan ekonomi usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Salah satu Kepala Desa di Sultra mengaku, pandemi ini cukup berdampak pada sektor ekonomi di desa apalagi para petani, semua harus dipikirkan tidak hanya masyarakat tetapi pemerintah harus terus mendorong kesejahteraan termasuk perangkat Desa.

Sementara itu, Ibu Haerana selaku warga yang bekerja di sektor UMKM terdampak pandemi menuturkan, dua tahun belakangan ini ekonomi warga serba sulit. Sebab, berbagai sektor hampir lumpuh akibat pandemi ini.

“Masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa karena sektor ekonomi utamanya UMKM sangat merasakan dampaknya (pandemi),” katanya kepada Gus Muhaimin.

Sementara itu, salah satu pegiat literasi desa juga mengungkapkan keluhan yang sama. Pandemi ini bisa berdampak buruk bagi kualitas sumber daya manusia (SDM).

Karena aktivitas sekolah dilakukan secara daring yang itu sangat berbeda jauh kualitasnya dengan bertatap muka.

Menurutnya, program Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Kemenristekdikti, tidak efektif dilakukan di desa-desa.

Sebab, program Merdeka Belajar ini gabungan antara belajar tatap muka dan daring.

“Masalahnya, anak-anak mau belajar handphone tidak ada. Laptop tidak ada,” kata pegiat literasi di Kepulauan Buton ini.

Kompleksnya masalah ini kata dia harus menjadi perhatian Gus Muhaimin yang juga merupakan Wakil Ketua DPR RI.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sultra, dr La Ode Rabiul Awal menyebut, sektor kesehatan sangat penting bagi masyarakat, utamanya di tengah pandemi ini.

error: Dilarang Keras Copy Paste!