HeadlineKesehatan

RSUD Bahteramas Kerap Tuai Sorotan Soal Pelayanan Dinilai Buruk Oleh Masyarakat

×

RSUD Bahteramas Kerap Tuai Sorotan Soal Pelayanan Dinilai Buruk Oleh Masyarakat

Sebarkan artikel ini
RSUD Bahteramas
RSUD Bahteramas Sultra (Foto.ist)

METROKENDARI.COM – Pelayanan di rumah sakit umum daerah (RSUD) Bahteramas terus menuai protes masyarakat. Hal ini didominasi terkait pelayanan terhadap pasien di rumah sakit tersebut.

Tidak sedikit, masyarakat menilai buruk pelayanan pasien di rumah sakit itu. Salah satu penyebabnya, terkait persoalan minimnya pelayanan tindakan dokter terhadap pasien.

Seperti yang terjadi baru-baru ini, seorang pasien asal Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Bahteramas.

Kejadian ini viral di media sosial (Medsos), setelah salah satu keluarga pasien merekam video saat detik-detik keluarganya yang di rawat meninggal dunia di ruang perawatan.

Dalam video yang diunggah akun facebook Rahma Raifa Baco, keluarga pasien protes bahwa sudah tiga hari dirawat sejak Sabtu, hingga Senin tidak kunjung ada dokter yang menangani langsung.

“Sudah tiga hari setelah dirujuk disini, tidak ada dokter yang datang-datang. Apa sekarang, pasien sudah meninggal baru sibuk urus pasien. Ini begini pelayanan rumah sakit Bahteramas,” ucap pria dalam video itu sambil melontarkan nada marah ke Perawat.

Tidak hanya itu saja, pegawai rumah sakit yaitu Perawat juga tidak luput menjadi sasaran protes keluarga pasien yang disebut tidak ramah dalam memberikan pelayanan.

“Ini juga Perawatnya jutek sekali kalau kita bertanya, tidak ada ramah-ramahnya,” ucapnya dalam video.

Klarifikasi Direktur RSUD Bahteramas

Menanggapi soal pasien meninggal yang dirawat di RSUD Bahteramas, Direktur RSUD Bahteramas Kendari, dr. Hasmudin angkat bicara.

Hasmudin menjelaskan, pasien pengidap penyakit inspeksi paru-paru tersebut masuk sejak Rabu 2 Oktober 2024 lalu, dan pasien ini, merupakan pasien lama yang sudah pernah dirawat di RSUD Bahteramas.

Rencana awalnya pasien akan dirawat di ruang IGD, tapi pertimbangan penyakitnya yang masuk kategori menular, akhirnya yanng bersangkutan dirawat di ruang isolasi.

Di saat bersamaan, dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) yang menerima laporan, langsung menginstruksikan kepada perawat untuk memberikan obat-obatan sesuai protokol.

“Artinya, sesuai protokol obatnya itu-itu saja. Kalau ada pasien, misalnya penyakit TBC obatnya itu sudah protokol a, b, dan c dan sudah diberikan obatnya ke pasien,” ucap dia kepada awak media ini, Selasa (8/10/2024).

error: Dilarang Keras Copy Paste!