Saat ini, dunia keuangan sedang mengalami perubahan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perubahan ini terlihat jelas dari meningkatnya jumlah orang yang berpartisipasi dalam ekosistem finansial baru yang berbasis aset kripto. Lebih dari 617 juta orang di seluruh dunia kini telah menjadi bagian dari revolusi ini, dengan banyak dari mereka memiliki aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Popularitas mata uang digital ini menunjukkan bahwa mereka kini berperan lebih dari sekadar sebagai investasi spekulatif. Mereka mulai diakui sebagai komponen penting dalam portofolio keuangan dan sebagai alat pembayaran yang sah. Selain itu, teknologi blockchain yang mendasari aset kripto juga membawa berbagai inovasi dalam transaksi keuangan, menjanjikan efisiensi dan transparansi yang lebih tinggi.
Adopsi aset kripto yang meluas ini mencerminkan perubahan sikap masyarakat terhadap uang dan investasi. Tidak hanya investor institusional, tetapi juga individu dari berbagai lapisan masyarakat mulai melihat potensi jangka panjang dari mata uang digital ini. Dengan perkembangan regulasi yang semakin mendukung dan infrastruktur teknologi yang terus berkembang, masa depan aset kripto tampaknya cerah dan penuh dengan peluang. Ini adalah indikasi kuat bahwa kita sedang menuju era baru dalam dunia keuangan, di mana aset kripto akan memainkan peran yang semakin penting.
Salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan pesat jumlah pemilik aset kripto dalam enam bulan pertama tahun 2024 adalah peristiwa halving Bitcoin. Setiap empat tahun sekali, jumlah Bitcoin yang baru ditambang berkurang setengahnya, mirip dengan menemukan tambang emas yang semakin langka dan sulit diakses. Pengurangan pasokan ini secara historis telah berdampak signifikan pada harga Bitcoin, menyebabkan lonjakan harga yang menarik minat luas dari investor, baik individu maupun institusi.
Halving Bitcoin bukan hanya mengurangi laju pasokan Bitcoin baru, tetapi juga meningkatkan persepsi kelangkaan, yang merupakan faktor penting dalam dinamika pasar. Investor melihat halving sebagai peluang untuk masuk sebelum harga melonjak lebih tinggi, didorong oleh prinsip dasar ekonomi bahwa kelangkaan cenderung meningkatkan nilai. Selain itu, peristiwa halving ini sering disertai dengan liputan media yang intens dan diskusi dalam komunitas aset kripto, yang lebih lanjut mendorong minat dan partisipasi. Dengan meningkatnya ketertarikan dari berbagai kalangan, termasuk investor ritel dan institusi keuangan besar, efek halving mempercepat adopsi dan kepemilikan Bitcoin di seluruh dunia.
Baca Juga
Di Indonesia sendiri, sudah banyak perusahaan investasi yang memberikan kemudahan kepada pengguna agar dapat mengakses beragam aset digital seperti aset kripto. Salah satunya adalah Nanovest, platform investasi yang sudah aman berlisensi Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) sehingga pengguna tidak perlu khawatir saat ingin berinvestasi.
Berdasarkan data dari Crypto.com, jumlah orang yang memiliki aset kripto melonjak dari 580 juta pada Desember 2023 menjadi 617 juta pada Juni 2024. Peningkatan yang cepat ini mengindikasikan bahwa semakin banyak orang tertarik untuk mengadopsi mata uang digital. Selain itu, minat yang semakin besar dari institusi juga turut mendorong pertumbuhan pasar kripto. Perusahaan-perusahaan besar dan lembaga keuangan mulai melihat potensi besar dalam aset digital ini. Contohnya, perusahaan pembayaran besar seperti PayPal telah membuka layanan pembelian dan penjualan kripto bagi penggunanya.
Diketahui bahwa pasar kripto terkenal dengan volatilitasnya yang tinggi. Harga aset kripto dapat naik dan turun drastis dalam waktu singkat. Berdasarkan data dari CoinMarketCap, pasar kripto juga mengalami beberapa penyesuaian, di mana total kapitalisasi pasar kripto turun sebesar 14%, mencapai USD $2,27 triliun pada Juni 2024.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah persetujuan ETF Bitcoin oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), yang membawa modal baru ke pasar. Namun, hal ini dianggap tidak cukup untuk mempertahankan momentum dari awal tahun. Selain itu, penurunan volume perdagangan dan kurangnya pendorong pasar baru juga turut berkontribusi pada tren bearish.
Meskipun demikian, tidak semua sektor pasar mengalami dampak...