Info dan TipsMetro KendariNews

Mengenal Babi Rusa Sulawesi, Satwa Endemik yang Dilindungi Dari Ancaman Kepunahan

×

Mengenal Babi Rusa Sulawesi, Satwa Endemik yang Dilindungi Dari Ancaman Kepunahan

Sebarkan artikel ini
Babi Rusa Sulawesi
Foto Petugas BKSDA bebaskan seekor Babi Rusa yang terkena jerat di kawasan Konservasi Suaka Marga Satwa Konsel, Selasa (30/8/2022) Dok. BKSDA Sultra

METROKENDARI.ID – Indonesia memiliki koleksi flora dan fauna, salah satunya adalah Babi Rusa atau babirusa. Spesies hewan langka satu ini hanya hidup di pulau Sulawesi.

Babi Rusa memiliki nama latin Babyrousa babyrussa Linnaeus, hewan ini merupakan jenis babi liar yang hidup di hutan tropis. Mereka dapat ditemukan di sekitar pulau Sulawesi, seperti Togean, Sulu, dan Buru.

Menempati hutan hujan dataran rendah, di mana terdapat aliran sungai, sumber air, rawa, dan kubangan air. Makanan utama mereka adalah buah dan umbi-umbian seperti kilo, tunas globa dan rebung, juga ulat atau cacing dalam lubang-lubang pohon yang telah membusuk.

Orang awam terkadang salah paham mengganggap babirusa sebagai hasil perkawinan antara babi dengan rusa. Padahal ketiga spesies ini memiliki karakteristik yang berbeda.

“Disebut babi karena secara taksonomi memang termasuk famili Suidae, semua babi masuk di sini. Sedangkan disebut rusa karena pengaruh taring atas [tusk] yang menyerupai tanduk rusa,” kata Abdul Haris Mustari, dosen di Departeman Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (IPB) yang dikutip dari Mongabay, Selasa (30/8/2022).

Saat ini terdapat tiga spesies babi rusa yang masih hidup dan satu spesies yang hanya ditemukan dalam bentuk fosil. Tiga spesies itu adalah Babi rusa Sulawesi (Babyrousa celebensis), babi rusa berbulu lebat atau hairy babirusa (Babyrousa babyrussa) yang terdapat di Kepulauan Sula dan Pulau Buru, serta Babi rusa togean atau Togean Babirusa (Babyrousa togeanensis)

Sementara yang sudah punah adalah Babi rusa Bolabatu (Babyrousa bolabatuensis) yang ditemukan dalam bentuk fosil di semenanjung selatan Sulawesi. Namun, menurut Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) mengakui keberadaan satwa endemik ini di dalam kawasan konservasi itu semakin berkurang.

Terancam punah

Habitat babirusa adalah hutan hujan dataran rendah. Satwa ini menyukai kawasan hutan yang terdapat aliran sungai, rawa, dan cerukan-cerukan air yang memungkinkannya mendapatkan air minum dan berkubang.

Babirusa juga mengunjungi mata air dan tempat mengasin atau sesapan [salt-lick] secara teratur, untuk mendapatkan garam-garam mineral yang membantu pencernaannya

“Babirusa sering terlihat mandi di kubangan yang airnya agak bersih dan tidak becek. Pada musim panas sering terlihat berendam di sungai. Babirusa sering mengunjungi sumber air panas yang kaya mineral seperti yang terdapat di Suaka Margasatwa Nantu di Gorontalo,” ungkap Abdul Haris Mustari Mengutip Mongabay.

Hewan endemis Sulawesi ini memiliki ukuran tubuh panjang 85-105 cm, tinggi 65-80 cm, dan berat tubuh 90-100 kg. Binatang langka ini juga mempunyai ekor yang panjangnya sekitar 20 cm.

error: Dilarang Keras Copy Paste!